Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) secara resmi membeli listrik dari perusahaan listrik Malaysia, Serawak Energy Berhad (SEB) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah perbatasan Kalimantan Barat-Serawak. Peresmian interkoneksi Kalbar-Serawak dilakukan Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar dan Chairman SEB Datuk Abdul Hamed Sepawi di Kecamatan Sajingan, Kabupaten Sambas, Propinsi Kalbar, Minggu. Hadir pula dalam acara Gubernur Kalbar Cornelis, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Subur Budhi Santoso, Anggota Komisi VII DPR Albert Yaputra, dan Anggota Dewan Energi Nasional Agusman Effendi. Fahmi Mochtar dalam siaran persnya mengatakan, alasan PLN membeli listrik SEB karena daerah perbatasan lebih dekat dengan jaringan distribusi perusahaan tersebut. "Paling jauh hanya 500 meter dari jaringan, sehingga penyambungan bisa lebih cepat," katanya. Selain itu, lanjutnya, harga listrik SEB lebih murah yakni Rp1.000 per kWh dibandingkan PLN yang Rp3.000 per kWh. Menurut dia, harga listrik PLN lebih mahal karena menggunakan BBM. Fahmi menambahkan, kerja sama jual beli listrik Indonesia-Malaysia dimulai dari penandatanganan nota kesepahaman (MOU) pada 7 Mei 2004. Pada 15 September 2007, keluar hasil studi kelayakan dampak ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan yang dilakukan Pasca Sarjana Untan. Selanjutnya, 10 Juli 2008 keluar surat persetujuan dari Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM atas nama Menteri ESDM. Pada 25 November 2008, dilakukan penandatanganan kontrak pasokan listrik antara Syarikat Sesco Berhard dengan PT PLN Wilayah Kalbar. Kemudian, pada 23 Januari 2009 dilakukan komisioning yang dilanjutkan uji coba operasi dan 2 Maret 2009 diperoleh hasil penjualan tenaga listrik sebesar 22.809 kWh. Kerja sama kedua negara tersebut mengacu MOU ASEAN Power Grid yang sudah diteken Agustus 2007 oleh Menteri-Menteri Energi Asean. Selain Kalbar-Serawak, Indonesia juga kerja sama ketenagalistrikan Sumatera-Malaysia dan Batam-Singapura.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009