Klungkung (ANTARA) - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta membantah telah menutupi informasi keberadaan warga negara asing (WNA) yang menjadi pasien di ruang isolasi RSUD Klungkung yang menjadi perbincangan warga maya di media sosial dalam 1-2 hari terakhir.

Keterangan resmi Humas Pemkab Klungkung yang diterima, Jumat, menyatakan Bupati Suwirta membenarkan bahwa memang ada pasien WNA perempuan berumur 20 tahun yang sedang dirawat dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) di ruang isolasi RSUD Klungkung.

Dalam jumpa pers didampingi Sekda Gede Putu Winastra, Dirut RSUD Klungkung dr.Nyoman Kesuma dan Sekdis Kesehatan Ida Ayu Megawati, Bupati Suwirta masih menunggu hasil pemeriksaan yang lebih pasti dan bukan bermaksud menutupi informasi.

"Untuk memberi rasa tenang kepada masyarakat, maka kami melaksanakan protokoler yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat, baru akan kami sampaikan kepada masyarakat," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Klungkung Ida Ayu Megawati menjelaskan pasien perempuan berumur 20 tahun itu merupakan rujukan dari RS Pratama Nusa Penida yang diseberangkan dengan kapal roro dan menggunakan ambulans ke RS Klungkung.

"Pasien tiba di RSUD Klungkung pada hari Rabu (11/3) pukul 07.00 Wita. Saat dirujuk, WNA ini memiliki gejala batuk, pilek, namun tidak ada demam. Sebelum ke Nusa Penida, pasien sudah ada riwayat perjalanan ke Singapura," katanya.

Dengan riwayat itulah, pihaknya memutuskan untuk melakukan pemantauan dan melakukan rontgen.

"Saat ini, kondisi pasien sudah stabil, nafsu makan masih bagus, suhu tubuh 36' Celsius. Kondisi ini sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang selanjutnya diminta supaya dirujuk ke RS Rujukan Regional yakni RS Sanglah," katanya.

Baca juga: Gubernur Bali pastikan kesiapan anggaran tangani COVID-19

Baca juga: Festival musik "We Are Connected" di Bali ditunda

Baca juga: Ombudsman Bali: Satgas COVID-19 siapkan informasi akurat untuk publik



Viral

Bupati Suwirta menambahkan setelah mengantarkan pasien, mobil ambulans dan kapal roro diinstruksikan supaya dilakukan penyemprotan cairan desinfektan atau cairan alkohol 70 persen.

"Jangan panik, tapi tetap waspada dan senantiasa menjaga kesehatan serta tidak sembarangan menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya akan tidak menimbulkan kepanikan," katanya.

Sebelumnya, Kamis (12/3), pasien yang viral di media sosial juga terjadi di Kabupaten Jembrana, Bali. "Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, pasien masuk kriteria dalam pengawasan, belum terkonfirmasi positif Corona," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis, RSU Negara dr I Gede Ambara Putra.

Awalnya, pasien berusia 62 tahun itu dirawat di salah satu rumah sakit swasta selama dua hari, lalu pihak rumah sakit menghubungi sejumlah rumah sakit rujukan seperti RSU Tabanan, RSUP Sanglah, RSU Sanjiwani yang semuanya menyatakan ruang isolasi mereka penuh, sehingga dirujuk ke RSU Negara.

"Untuk kondisi pasien terkini, batuk dan pilek yang diderita sudah berkurang, namun untuk memastikan kondisi pasien tersebut masih menunggu hasil laboratorium dari rumah sakit rujukan," kata dr Nara Kusuma Wirawan yang menangani pasien tersebut mengatakan, sebelum masuk rumah sakit, pasien ini memiliki riwayat menjalankan umrah di Arab Saudi itu.

Pada Kamis (12/3), Direktur Utama RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, dr. I Wayan Sudana menyatakan merawat 12 pasien dengan status pasien dalam pengawasan. "Hasil laboratorium sudah keluar untuk enam pasien dan keenamnya negatif, namun enam pasien lainnya masih dalam pengawasan dan menunggu hasil laboratorium," katanya.*

Baca juga: 2 perawat status ODP jalani perawatan di RSUP Sanglah Denpasar

Baca juga: Pasien COVID-19 kasus 25 meninggal dunia di Bali

Baca juga: Jalur khusus antisipasi COVID-19 diberlakukan di Bandara Ngurah Rai

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020