Saya mau tegaskan bahwa pasien yang dirujuk ke RSUD Tc Hillers bukan pasien 'suspect' COVID-19, tetapi dia adalah pasien yang masuk dalam masa pemantaunan dan saat ini sudah dalam penanganan
Maumere, NTT (ANTARA) - Seorang warga asal Lembata, Nusa Tenggara Timur yang masuk dalam masa pemantauan usai melakukan perjalanan dari Inggris dirujuk untuk dirawat ke RSUD Tc Hillers, Mamumer, Kabupaten Sikka setelah diketahui menderita Apendiks Peforasi Akut (APP) atau usus buntu saat ini dalam penanganan dokter ahli.

"Saya mau tegaskan bahwa pasien yang dirujuk ke RSUD Tc Hillers bukan pasien 'suspect' COVID-19, tetapi dia adalah pasien yang masuk dalam masa pemantaunan dan saat ini sudah dalam penanganan, " kata Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus kepada ANTARA saat ditemui di RS TC Hillers Maumere, Minggu (15/3).

Ia menjelaskan bahwa alasan pasien usus buntu itu dirujuk ke RS TC Hillers karena memang sesuai dengan standar WHO setiap orang yang dalam masa pemantauan karena baru pulang dari daerah endemik virus diketahui sakit harus langsung ke RS rujukan khusus COVID-19 untuk ditangani lebih lanjut.

Pasien yang dirujuk dari Lembata itu, kata dia, tiba di RS tersebut pada pukul 00.15 WITA waktu setempat dan langsung di bawa ke ruangan isolasi yang sudah disiapkan sebelumnya.

Selain pasien yang mengalami APP yang dibawa ke RS tersebut, ada juga seorang wanita yang juga istri pasien yang juga masuk dalam orang masa pemantauan akibat bersama pasien baru kembali dari Inggris.

"Nah karena kebetulan tak ada yang menemani pasien yang menderita Apendiks Peforasi Akut, maka istri yang juga adalah orang dalam masa pemantauan ikut juga ke RS TC Hillers, " tambahnya.

Ia mengatakan pasien yang masuk dalam masa pemantauan itu akan dioperasik oleh dokter ahli bedah sekitar pukul 09-00 WITA.

Oleh karena itu ia mengimbau agar masyarakat tidak perlu cemas atau panik dengan adanya pasien rujukan itu.

"Saya harakan masyarakat jangan takut dan tidak usah percaya dengan info-info di media sosial. Pasien yang dirujuk ini adalah pasien yang bukan terduga COVID -19 apalagi yang sudah positif COVID-19," kata Petrus Herlemus.

Sementara itu Bupati Sikka Fransiskus R Diogo mengatakan bahwa status pasien rujukan dari Lembata itu sama seperti enam pelajar Sikka yang saat ini menjalani masa karantina lokal di rumah masing-masing serta masa pemantauan setelah pulang dari Jepang.

"Saya imbau masyarakat tetap waspada dengan menjaga kesehatan masing-masing tetapi jangan panik. Sebab pasien yang saat ini di RSUD TC Hillers bukan pasien terduga COVID-19. Beraktivitaslah seperti biasa, " katanya.

Baca juga: Dua warga Lembata NTT diisolasi setelah pulang dari Inggris

Baca juga: Cegah COVID-19, di Labuan Bajo penumpang kapal asing wajib diperiksa

Baca juga: Pemprov NTT beri perhatian serius untuk virus corona

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020