Tanjungpinang (ANTARA) - Ketua organisasi masyarakat (ormas) dari Komunitas Bakti Bangsa Dhika mendesak adanya transparansi pemerintah untuk menyampaikan informasi kasus positif COVID-19 untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

Informasi itu dibutuhkan masyarakat agar dapat semakin waspada terhadap penularan COVID-19 dengan cara mengisolasi diri di rumah sendiri dan menjauhi tempat keramaian, kata Dhika di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Selasa. 

"Kami butuh informasi resmi dari pemerintah terkait persoalan itu, termasuk tips untuk mencegah penularan COVID-19," katanya.

Seorang pasien yang dirawat di Rumah Sakit Ahmad Thabib di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, diduga positif COVID-19. Namun demikian, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam, yang dikonfirmasi terkait permasalahan itu tidak membenarkan maupun membantah informasi tersebut.

"Yang berhak menyampaikan persoalan itu Kemkes, bukan kami," kata Rustam menyampaikan pemberian informasi tersebut ada di Kementerian Kesehatan (Kemkes). 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau  Tjetjep Yudiana mengatakan sampai sekarang Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto belum mengumumkan ada pasien di Tanjungpinang positif terinfeksi virus corona tipe baru yang pertama menyebar di Wuhan, China. 

Sementara itu, Achmad Yurianto mengaku belum mengetahui hal tersebut. "Saya harus buka data dahulu".

Ia mengatakan, seluruh hasil uji laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan medis disampaikan kepada pemerintah daerah. Semestinya, hal itu disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kepulauan Riau atau Tanjungpinang karena bersifat lokal.

Dari informasi yang diperoleh ANTARA dari beberapa sumber, pasien berusia 71 tahun yang sedang dirawat di Rumah Sakit Ahmad Thabib di Kota Tanjungpinang pernah berobat ke Malaysia pada 5 Maret 2020, untuk menyembuhkan penyakit gondok dan hipertensi. Pada hari yang sama pasien itu pulang ke Tanjungpinang.

Pasien tersebut sempat berjualan di Pasar KUD Tanjungpinang pada 6-9 Maret 2020. 

Pasien jatuh sakit dan sempat dirawat di rumah sebelum dilarikan ke rumah sakit pada Jumat, 13 Maret 2020. Dari informasi yang diperoleh ANTARA, sebanyak 20 orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien tersebut telah dikarantina. 

Jumlah tersebut sesuai dengan peningkatan dengan data Dinas Kesehatan Kepulauan Riau yang menyatakan jumlah pasien dalam pengawasan menjadi 104 orang, meningkat sebanyak 20 orang dari angka sebelumnya. 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020