Jakarta (ANTARA) - Kontes modifikasi sepeda motor Maxi Yamaha (Customaxi) yang memasuki putaran keenam di Solo, Jawa Tengah, diramaikan berbagai aliran modifikasi, baik yang bersifat ubahan ringan hingga teknis.

"Membuktikan kreativitas serta keterampilan mereka melalui beragam teknik modifikasi yang mampu memberikan nilai tambah pada motor Maxi Yamaha dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan berkendara dan juga street-legal,” kata Yordan Satriadi, Deputy GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Mfg dalam keterangannya, Rabu.

Berbagai jenis modifikasi itu antara lain street racing, touring look, airbrush, serta decal.

Baca juga: Yamaha tutup sementara pabrik di Italia dan Prancis

Baca juga: Yamaha Customaxi Makassar pajang 45 sepeda motor modifikasi


Keempat finalis yang berasal dari kelas Masterclass juga turut diumumkan, antara lain Nico Harahap dari Workshop Kupu2 Malam Green Custom sebagai pemenang kategori Xmax.

Agus Hadi Purwanto dari Palentis 715 di kategori Nmax. Sementara itu untuk kategori Aerox 155, Ronald Gunawan dari Team Dashdess melangkah menuju babak Grand Final bersama Wahyu Prasetyo Utomo yang membawa bendera L’Rocks Sao Workshop di kategori Lexi.

"Modifikasi yang saya terapkan pada motor ini lebih berkonsep techno. Namun, meskipun ini motor modifikasi tapi ubahannya saya buat tetap enak untuk dipakai harian," kata Nico Harahap dari kelas Masterclass XMAX.

"Saya juga tambahkan beberapa teknologi di bagian windshield dan footstep dengan dibuatkan sistem motorik, sementara standarnya pakai sistem hidrolik," kata dia.

Ada juga aktivitas berbagi tips modifikasi yang dibawakan Hacka Pinstriping. Dhani Hacka sebagai pemilik Hacka Pinstriping menjelaskan teknik rapido yang merupakan teknik menggambar dengan kesulitan tinggi dan sering digunakan dalam proses pinstriping serta airbrush.

Semi Final Customaxi x Yamaha Heritage Built selanjutnya akan merambah ke Kota Pahlawan, Surabaya.

Baca juga: Pasar motor bebek terseok-seok setelah era skutik

Baca juga: Yamaha XSR 155 punya dua paket aksesoris, heritage dan tracker
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020