Jakarta (ANTARA News) - Beberapa warga ibukota merasa kaget ketika tiba-tiba lampu penerangan jalan di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin mati.

"Lho kok mati,". kata Sumardi salah seorang pengemudi taksi yang mangkal di depan gedung Sarinah Jakarta, Sabtu malam.

Namun ketika dijelaskan bahwa padamnya lampu tersebut merupakan kesengajaan sebagai bentuk partisipasi dalam aksi global Earth Hour untuk mengurangi laju perubahan iklim. Sumardi akhirnya bisa memakluminya.

Sementara suasana berbeda terasa di sekitar bundaran Hotel Indonesia dimana puluhan wartawan telah menunggu terjadinya pemadaman lampu. Pada saat lampu penerangan jalan padam, justru tepuk tangan teriakan meriah menggema.

Beberapa wartawan menunggu sejak pukul 19.00 WIB.

Meski lampu penerangan jalan sudah dipadamkan, beberapa papan iklan masih tetap menyala. Papan di jembatan penyeberangan Tosari terlihat tetap terang benderang. Selain itu, beberapa hotel seperti Grand Hyat, Hotel Indonesia maupun Nikko tetap menyala.

Pemadaman lampu mulai pukul 20.30-21.30 WIB tersebut merupakan bentuk partisipasi dalam aksi global Earth Hour untuk mengurangi laju perubahan iklim.

Setidaknya terdapat 2.848 kota di 83 negara termasuk Jakarta yang mematikan lampunya selama satu jam.

Menurut Ketua Badan Pengurus WWF-Indonesia, Kemal Stamboel, beberapa bangunan ciri khas kota-kota besar, bangunan komersial, papan reklame di beberapa titik segitiga emas, dan sekaligus ribuan lampu di rumah tangga dipadamkan.

Pemprov DKI Jakarta melakukan pemadaman di lima simbol Jakarta, yaitu Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya, Monas dan air mancurnya, Gedung Balai Kota, Patung Pemuda, dan air mancur Arjuna Wiwaha.

Secara simbolis, pemadaman kelima simbol Jakarta berpusat di Gedung Balai Kota yang dipimpin Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo sebagai Duta Earth Hour Indonesia dan tuan rumah aksi Jakarta Earth Hour Indonesia.

Kampanye hemat listrik ini juga disambut oleh kalangan pelaku bisnis, di mana tercatat ada 60 gedung dan jaringan hotel serta restoran memberikan konfirmasi ke WWF-Indonesia, juga 20.000 warga Indonesia yang telah menyatakan komitmen partisipasi Earth Hour secara online.

Sebanyak 60 ibu kota dan 9 dari 10 kota metropolitan terpadat di muka bumi juga telah memberikan konfirmasi partisipasi Earth Hour 2009, antara lain, New York, London, Beijing, Paris, Moskwa, Singapura, Berlin, Roma, Athena, Kairo, Washington DC, Rio de Janeiro, Dubai, dan Meksiko.

Juga Sydney, Mumbay, Kuala Lumpur, Toronto, Kopenhagen, Manila, Istanbul, Nairobi, Bangkok, Los Angeles, Barcelona, Hongkong, Buenos Aires, dan Cape Town.

Piramid Giza di Mesir yang merupakan simbol kekuatan aksi bersama akan memimpin daftar 829 bangunan khas seluruh dunia mematikan lampu Earth Hour bersama, antara lain, Menara Eifel Paris, Stadion Sarang Burung Beijing, Patung Kristus Raja di Rio de Janeiro, Tower Bridge London, Empire State Building New York, Acropolis Athena, Colosseum Roma, dan Table Mountain Cape Town.

Juga Arc de Triomphe Paris, Gedung Opera Sydney, Menara Petronas Kuala Lumpur, Jalur Las Vegas (Las Vegas Trip), CN Tower Toronto, hotel tertinggi di dunia Burj Dubai, bangunan tertinggi di dunia "Taipei 101", Stadion Millennium Cardiff, London Eye, Jeram Niagara, bangunan karya Gaudi di Barcelona, Patung Marlion Singapura, Busur Stadion Wembley London, Sears Tower Chicago, Kubah St Peter Roma, dan Kastil Edinburg. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009