Washington (ANTARA) - Kandidat calon presiden Partai Demokrat, Joe Biden, diyakini jadi penantang petahana Partai Republik Donald Trump pada pemilihan presiden November tahun ini, mengingat mantan wakil presiden itu unggul dari rivalnya, Bernie Sanders, pada pemilihan awal di tiga negara bagian, Selasa.

Kemenangan telak di negara bagian Florida, Illinois, dan Arizona dinilai sebagai tanda Partai Demokrat siap untuk mengusung Biden sebagai calon presidennya di Gedung Putih. Namun, sejumlah petinggi partai masih cemas kekalahan pada 2016 akan kembali terulang, yaitu di saat Hillary Clinton kalah dari Trump.

Biden dilaporkan unggul dari Sanders dengan menguasai suara hampir 40 poin (percentage points) lebih banyak di Florida, 20 poin di Illinois, dan lebih dari 10 poin di Arizona.

Biden, mantan wakil presiden AS, di rumahnya, Delaware, mengatakan rakyat membutuhkan kepemimpinan Gedung Putih untuk mengendalikan pandemi COVID-19. Ia juga membuat tawaran untuk para pemilih muda yang mendukung Sanders, politisi berpaham demokratis sosialis.

"Untuk para pemilih muda yang terinspirasi oleh Senator Sanders: Saya mendengar kalian. Saya tahu apa yang dipertaruhkan. Saya tahu apa yang harus dilakukan," kata Biden. "Tujuan kami dalam kampanye ini, dan tujuan saya sebagai kandidat presiden adalah menyatukan partai ini dan menyatukan bangsa AS," tambah dia.

Kemenangan telak Biden, bagi sejumlah pihak, didukung adanya koalisi solid dari kelompok dengan ideologi dan demografi berbeda, demikian analisa hasil survei Edison Research. Pemilih muda berusia 18-44 tahun merupakan satu-satunya kelompok demografi yang mendukung Sanders, tambah hasil survei itu.

Mayoritas pemilih di tiga negara bagian tersebut lebih percaya Biden daripada Sanders untuk menangani krisis, kata Edison Research merujuk pada hasil survei. Adanya krisis kesehatan dinilai meningkatkan peluang Biden untuk terus unggul pada pemilihan awal.

Hasil survei juga menunjukkan tujuh dari 10 pemilih di tiga negara bagian yakin Biden punya kesempatan lebih baik menang dari Trump. Dalam pertarungan antarkandidat capres Partai Demokrat, tingkat elektabilitas jadi faktor penting penentu kemenangan.

Unggulnya Biden di Florida jadi tanda positif bagi Demokrat, karena Trump pernah menang telak dari Clinton di negara bagian itu pada 2016. Biden konsisten unggul dalam dua pekan terakhir, menguasai suara di 16 dari 21 negara bagian.

Kemenangan itu membuat Biden unggul menguasai suara kurang lebih 230 delegasi/perwakilan dari Sanders. Dua kandidat itu perlu mendapatkan suara dari 1.991 untuk diusung sebagai calon presiden pada konvensi Partai Demokrat, Juli tahun ini.

Terlepas dari adanya kekhawatiran publik terhadap COVID-19, Edison Research memperkirakan Partai Demokrat berhasil menghimpun 1,85 juta pemilih di Florida. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pemilih pada 2016 sebanyak 1,7 juta pemilih dan 1,75 juta orang pada 2008.

Bencana

Hasil survei menunjukkan separuh dari total jumlah pemilih "khawatir" terhadap dampak pandemi sehingga menyebabkan Ohio membatalkan pemilihan awal, Selasa.

"Tujuan kami warga tidak perlu bingung untuk mengetahui prioritas, kesehatan mereka atau hak konstitusionalnya," kata Gubernur Ohio, Mike DeWine dalam jumpa pers, Selasa. Ia menambahkan apabila pihaknya tetap menyelenggarakan pemilihan awal, maka itu akan jadi "bencana yang nyata".

Sejumlah negara bagian menunda penyelenggaraan pemilihan awal Partai Demokrat, beberapa di antaranya, Georgia (mulanya dijadwalkan pada 24 Maret), Louisiana (4 April); Maryland (28 April), dan Kentucky (19 Mei).

Tom Perez, ketua Komite Nasional Partai Demokrat, meminta negara-negara bagian untuk tidak menunda pemilihan, tetapi fokus untuk memastikan prosesnya aman, misalnya dengan menggunakan jasa pos dan memperpanjang jam pemilihan.

Sejumlah pejabat di tiga negara bagian yang menggelar pemilihan, Selasa, memastikan tempat pemungutan suara aman, meskipun banyak orang khawatir terhadap penyebaran virus. Adanya pandemi COVID-19 mengubah drastis kehidupan warga Amerika, menyebabkan kampanye dibatalkan di depan umum, dan mendorong negara-negara bagian menunda penyelenggaraan pemilihan kandidat capres.

Dalam pidato yang ditayangkan via Internet sebelum pemilihan berakhir, Selasa, Sanders tidak menyinggung hasil pemungutan suara. Namun, ia menjelaskan rencana alokasi anggaran senilai dua triliun dolar AS untuk mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi akibat COVID-19.

Tracy Finger, 53, mengenakan masker saat memberikan suaranya untuk Sanders di Miami. Ia mengatakan adanya pandemi jadi peluang bagi Partai Demokrat untuk unggul, mengingat banyak orang mengkritik respon Trump menangani penyebaran virus.

Dengan cairan pembersih tangan di jaketnya, Bill Monnin, seorang bartender berusia 60 tahun yang belum lama terpaksa diberhentikan karena adanya pandemi, ikut memberikan suara di Chicago.

"Ini penting, karena ini tanggung jawab kita," kata dia sembari berjalan masuk ke Sekolah Dasar Kilmer di wilayah utara Chicago. "Ini bukan sesuatu yang mustahil, anda tidak harus terus berada di dalam rumah," ujar dia.

Sumber: Reuters
Baca juga: Joe Biden dorong Wall Street melonjak, Dow reli lebih dari 1.100 poin
Baca juga: Menlu Ukraina: Dubes AS tidak hubungkan Biden dengan bantuan militer
​​​​​​​

 

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020