Kuala Pembuang (ANTARA) - Seorang anak buah kapal (ABK) berasal dari Jakarta yang sedang berada di Kabupaten Seruyan dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, Kalimantan Tengah karena menderita penyakit dengan gejala diduga terjangkit virus corona atau COVID-19.

"Arah kecurigaan lebih banyak ke sana (COVID-19), makanya dirujuk. Pihak medis tentu saja lebih banyak melakukan tindakan-tindakan seperti menurunkan panas tubuh kemudian pemasangan infus," kata juru bicara Gugus Tugas Pemerintah Kabupaten Seruyan, Mahdiniyansyah di Kuala Pembuang, Rabu.

Dijelaskan, kapal penangkap cumi yang dioperasikan ABK tersebut bertolak dari Jakarta pada 6 Maret dan tiba di Kuala Pembuang pada Rabu pagi. Saat di perjalanan, ABK yang dicurigai terjangkit COVID-19 itu menderita sakit demam dan batuk.

Baca juga: Posko dan dapur umum COVID-19 dibuat di Balai Kota Surabaya

Setibanya di Kuala Pembuang, rekan-rekannya berinisiatif membawa ABK itu berobat ke ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kuala Pembuang karena sudah lima hari sakitnya belum juga sembuh.

Pihak rumah sakit memeriksa kondisinya dan melihat gejala-gejala mirip penderita terjangkit corona. Selain itu, dari penelusuran data menunjukkan ABK tersebut berasal dari Jakarta, yakni daerah yang ada ditemukan kasus COVID-19.

Tidak ingin mengambil risiko, pihak rumah sakit dan pemerintah daerah memutuskan merujuk pasien tersebut untuk diperiksa dan ditangani lebih lanjut. Awalnya pasien akan dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit, namun karena ruang isolasi tambahan dalam tahap rehabilitasi, maka pasien akhirnya dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya.

“Dari riwayat itulah ada kecurigaan suspect COVID-19. Kita rumah sakit dengan petunjuk teknis dan ketentuan yang sudah diberlakukan untuk segera mengirim atau merujuk ke rumah sakit rujukan yang ditunjuk oleh pemerintah,” kata Mahdiniyansyah.

Baca juga: Satu PDP meninggal di RSUP Adam Malik dinyatakan positif corona

Penanganan pasien ini dilakukan sesuai prosedur tetap penanganan pandemi COVID-19. Selain petugas yang menggunakan alat pelindung diri sesuai standar, bagian dalam mobil ambulans yang digunakan untuk mengangkut ABK tersebut juga dilapis plastik.

Mahdinyansyah menambahkan, pasien tersebut tidak datang sendiri. Ada empat orang temannya sesama ABK, yakni tiga orang mengantar ke rumah sakit dan satu orang tinggal di rumah penduduk.

“Empat orang ini masih dalam pengawasan kita dan bahkan rumah penduduk yang tempat singgah pertama itu akan kita lakukan penyemprotan disinfektan. Kita lebih baik melakukan sesuatu pencegahan daripada terlambat tidak melakukan sama sekali,” kata dia.

Pemerintah daerah berharap hasil pemeriksaan nanti negatif atau bukan COVID-19. Meski begitu, pemerintah daerah tetap menjalankan langkah-langkah yang benar sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

Mahdiniyansyah menegaskan, pemerintah daerah belum bisa memastikan positif atau negatif. Semua harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium Rumah Sakit dr Doris Sylvanus.

Pihak rumah sakit tersebut yang melakukan pemeriksaan lebih intensif. Terkait penanganan, kepala daerah yang berwenang untuk memutuskan apa yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

Baca juga: Pemkot siapkan RSUD Kota Malang jadi pusat penanganan virus corona
Baca juga: Satpol PP Garut tangkap anak-anak di sejumlah warnet antisipasi Corona
Baca juga: Cegah COVID-19, BPBD DIY gunakan truk penyapu semprotkan disinfektan

Pewarta: Kasriadi/Radianor
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020