Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan PT Rekayasa Industri (REKIND) menyatakan bahwa percepatan proyek Jambaran-Tiiung Biru per 18 Maret 2020 tercatat telah mencapai progres 54,94 persen.

Sedangkan target sendiri awalnya 55,35 persen, sehingga terdapat variance minus 0,41 persen perlambatan. Penurunan ini terjadi karena adanya tantangan yang menyebabkan terhambatnya pekerjaan konstruksi, salah satunya curah hujan yang tinggi. Pada tahun 2019, aktual progress rata-rata selalu di atas 0,5 persen dari plan.

Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan melalui teleconference dihadiri Antara di Jakarta, Kamis mengatakan keterlambatan 0,4 persen tersebut masih dalam tahap angka yang wajar untuk suatu proyek besar.

Baca juga: Pertamina: Lapangan gas JTB serap 6.000 pekerja

Lebih lanjut ia mengatakan, memasuki Desember 2019, proyek dihadapkan pada tantangan curah hujan sangat tinggi di Bojonegoro, yang secara signifikan mengurangi jam kerja efektif. Untuk mengatasi hal tersebut, Proyek JTB telah mulai melakukan kerja di malam hari, bahkan beberapa fasilitas bekerja 24 jam.

Proyek JTB juga mendatangkan 9 unit pompa air besar untuk mengantisipasi genangan air. Produktivitas pengelasan juga ditingkatkan dengan mendatangkan 2 unit tambahan automatic welding machine, sehingga pekerjaan pengelasan pipe spool tidak terganggu oleh hujan.

Dalam arahannya pada kunjungan lapangan tanggal 7 Maret 2020, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menegaskan bahwa Lapangan JTB adalah satu-satunya tumpuan harapan untuk menyuplai gas terbesar di Jawa Timur sehingga Proyek JTB harus on-stream pada Juli 2021. Untuk itu diharapkan PEPC beserta kontraktor EPC yaitu Konsorsium REKIND-JGC-JGC Indonesia juga SKK Migas bahu-membahu dalam mengeksekusi Proyek JTB ini.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama REKIND, Yanuar Budinorman juga mengatakan bahwa kedua perusahaan optimis proyek JTB akan bisa selesai sesuai target, yaitu Juli 2021. Hingga saat ini tidak ada penambahan modal dalam percepatan proyek.

Baca juga: Pertamina EP Cepu sumbang laba terbesar

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020