hampir setiap minggu melakukan pemeriksaan pada sampel swab throat
Depok (ANTARA) - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam menyatakan kesiapannya membantu pemerintah dalam menghadapi kasus COVID-19 dengan tersedianya Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) berstandar WHO.

"Kami mempunyai Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) yang sudah terstandardisasi WHO dan mempunyai fasilitas pemeriksaan virus yaitu Biosafety Level 2 (BSL2) dan BSL3," kata Ari Fahrial dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

Unit Kerja Khusus (UKK) Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (LMK FKUI) ditunjuk menjadi Laboratorium Pemeriksa COVID-19 bersama dengan 11 laboratorium lainnya se-Indonesia.

Penunjukan 12 Laboratorium Pemeriksa ini tertuang dalam Surat Keputusan Menkes Nomor HK.01.07/MENKES/182/2020 tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19. Keputusan ini ditandatangani oleh Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto pada Senin, 16 Maret 2020.

LMK yang berada dalam naungan Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM ini merupakan Unit Kerja Khusus (UKK) yang menjadi salah satu lab regional untuk influenza like illnes.

"Kami hampir setiap minggu melakukan pemeriksaan influenza A dan B, H3N1 pada sampel swab throat dan nasofaring. Selain itu memiliki pengalaman pemeriksaan secara profesional saat menghadapi kasus pandemi H1N1, H5N1, dan HIV," jelasnya.

Baca juga: Daftar jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19

Menurut dia jejaring Laboratorium Pemeriksa dibutuhkan untuk menjamin kesinambungan pemeriksaan screening spesimen COVID-19. Berbeda dengan Laboratorium Rujukan Nasional.

Laboratorium Pemeriksa COVID-19 memiliki cakupan tugas sebagai berikut pertama menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari Rumah Sakit/Dinas Kesehatan/Laboratorium kesehatan lainnya.

Kedua melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Ketiga mengirimkan seluruh spesimen (setelah diambil sebagian utuk pemeriksaan) ke laboratorium rujukan nasional COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan

Keempat mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan dan Public Health Emergency Center (PHEOC) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kelima menginformasikan hasil pemeriksaan negatif kepada RS/Dinas Kesehatan/Laboratorium Kesehatan lainnya untuk deteksi cepat (realtime) dalam rangka penegakan diagnosis, sedangkan informasi hasil pemeriksaan positif hanya dapat dikeluarkan oleh Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19;

Keenam memberikan feedback kepada RS/Dinas Kesehatan/Laboratorium Kesehatan lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada spesimen yang diterima.

LMK FKUI memberikan pelayanan pemeriksaan bakteriologi, mikologi, tuberkulosis, virologi dan mikrobiologi molekuler, hingga pemeriksaan mikrobiologi lingkungan dan industri.

Lab ini juga dapat memenuhi berbagai pemeriksaan termasuk untuk deteksi infeksi, pemeriksaan sebagai syarat pembuatan visa, dan sterilitas ruangan di fasilitas kesehatan.

UKK Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (LMK FKUI) ditunjuk menjadi Laboratorium Pemeriksa COVID-19 bersama dengan 11 laboratorium lainnya se-Indonesia.

Penunjukan 12 Laboratorium Pemeriksa ini tertuang dalam Surat Keputusan Menkes Nomor HK.01.07/MENKES/182/2020 tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19. Keputusan ini ditandatangani oleh Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto pada Senin, 16 Maret 2020.

Tidak hanya memiliki fasilitas yang lengkap, Lab ini juga mampu melakukan berbagai pemeriksaan mikrobiologi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di FKUI.

Baca juga: Unhas siap lakukan uji laboratorium COVID-19
 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020