Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena tidak ada kekurangan jadi kita perhitungkan sampai Lebaran atau Juni itu cukup
Jakarta (ANTARA) - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan bahwa stok pangan dan barang lainnya seperti minuman maupun makanan olahan dipastikan cukup hingga Lebaran 2020.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena tidak ada kekurangan jadi kita perhitungkan sampai Lebaran atau Juni itu cukup, baik bahan baku maupun barang jadi,” kata Adhi di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian Jakarta, Kamis.

Adhi menjamin distribusi pangan akan terus lancar sehingga masyarakat tidak perlu panik sebab jika sempat terjadi kekosongan bahan makanan maupun minuman di ritel itu karena ketersediaan dan bukan logistik.

Baca juga: Stok gula rafinasi menipis, industri terancam berhenti produksi

“Kami menjamin distribusi lancar sampai ke konsumen jadi tidak perlu ada kepanikan. Memang ada sesekali serbuan produk dan sempat kosong di gerai tapi bukan karena ketersediaan itu karena logistik yang tidak ada persiapan,” ujarnya.

Ia menuturkan sebenarnya makanan dan minuman yang diproduksi oleh industri telah disiapkan untuk menyambut puasa dan Lebaran 2020 namun karena terjadi wabah COVID-19 sehingga kebutuhan masyarakat meninggal lebih awal.

“Terpenting sekarang pemerintah menjaga daya beli masyarakat supaya ekonomi tetap bergulir,” ujarnya.

Di sisi lain, Adhi tak menangkal persediaan gula masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia sehingga ia meminta agar pemerintah segera merilis izin atas impor bahan baku yang belum diproduksi di dalam negeri.

“Pemerintah akan segera merilis izinnya karena ketersediaannya dan produksinya belum ada di dalam negeri khususnya gula karena baru mulai pada akhir Mei,” ujarnya.

Dewan Pusat Penasihat Himpunan Pusat Perbelanjaan Indonesia Tutum Rahanta mengatakan persiapan industri dalam memasok kebutuhan pangan akan mampu menenangkan masyarakat sekaligus pelaku ritel.

Baca juga: Temui Menperin, Gapmmi bidik pertumbuhan industri mamin dua angka

“Kalau industri menyatakan cukup ini yang membuat kita tenang karena semua barang yang kita jual dari hasil industri,” katanya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menyatakan pihak ritel selalu siap melayani konsumen dalam berbagai keadaan karena telah bekerja sama dengan pengusaha daring untuk pengantaran maupun pemenuhan stok.

“Kita siap untuk melayani konsumen bahkan disaat yang tidak kita harapkan karena peritel sudah menyiapkan banyak hal seperti kerjasama dengan online jadi dipastikan sudah siap kita bisa mengantar,” katanya.

Solihin mengatakan barang-barang di toko ritel disiapkan untuk minimal dua minggu dalam keadaan normal sehingga ia mengimbau kepada masyarakat agar tak perlu panic buying karena stok masih ada.

“Barang di toko-toko ritel disiapkan paling tidak dua minggu minimal kalau dalam keadaan normal. Buat apa beli terlalu berlebihan buat apa gitu loh,” tegasnya.

Solihin juga berharap pemasokan gula dapat segera dilakukan agar tidak terjadi masalah untuk peritel dan konsumen akibat terjadinya kelangkaan atau kekosongan stok.

“Kita harapkan gula juga jadi bagian yang cepat dipasok supaya tidak ada masalah dari konsumen pada peritel karena kan di ritel sebagai stabilisator harga. Kami tidak ingin menaikkan harga seenaknya,” katanya.

Baca juga: GAPMMI: Benahi infrastruktur-manajemen guna kendalikan sampah plastik

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020