Taipei (ANTARA) - Pada saat banyak negara berupaya mengendalikan fenomena belanja berlebih (panic buying) warganya, otoritas di Taiwan justru mendorong masyarakat untuk membeli barang kebutuhan sebanyak yang mereka mampu.

Otoritas menganggap aksi belanja dalam jumlah banyak bisa membantu perekonomian yang terdampak penyebaran jenis baru virus corona (COVID-19).

Sementara ini, Taiwan melaporkan 108 kasus positif COVID-19 dan ada kenaikan jumlah penderita yang berasal dari luar negeri. Situasi itu menyebabkan banyak orang memenuhi supermarket untuk membeli stok kebutuhan pokok.

Meskipun demikian, otoritas di Taiwan mengingatkan warga agar tidak panik karena pihak berwajib akan menghukum siapa pun yang menimbun barang dan mengambil keuntungan di tengah wabah.

Baca juga: Taiwan atur pembelian masker di tengah wabah COVID-19

Lewat unggahannya di media sosial Facebook, kepala kabinet Taiwan Su Tseng-chang pada Kamis (19/3) mengimbau warga untuk "berbelanja sebanyak mungkin, ada banyak barang yang tersedia". Menurut dia, aksi belanja berlebih itu menjadi peluang untuk mendorong warga membeli produk buatan Taiwan, sehingga perekonomian pun dapat terbantu.

"Taiwan merupakan pusat produksi buah-buahan, ikan, dan tempat yang memproduksi banyak makanan olahan. Selama epidemi pneumonia asal Wuhan berlangsung dan perekonomian melambat, tentu pemerintah mendorong tiap orang untuk berbelanja," ujar dia.

Di depan awak media, Jumat, Su mengatakan ada banyak persediaan kebutuhan pokok di Taiwan, termasuk di antaranya kertas toilet yang mulai habis di banyak negara.

"Jika orang-orang tidak makan di luar dan ingin memasak sendiri di rumah, mohon agar beli lebih banyak sayur dan buah-buahan, beli lebih banyak produk-produk pertanian Taiwan, dukung para petani. Ini cara yang luar biasa (mendukung perekonomian, red)," kata dia. Ia menambahkan bahwa para petani akan menyambut dukungan masyarakat itu.

Baca juga: Taiwan nyatakan respon level tertinggi hadapi wabah corona

Su cukup dikenal sebagai figur dengan selera humor tinggi.

Saat pertemuan membahas persediaan tisu toilet bulan lalu, ia meminta warga tenang dengan mengatakan "tiap orang hanya memiliki satu anus". Komentar itu disampaikan untuk memecahkan ketegangan di seluruh wilayah Taiwan.

Taiwan, yang perekonomiannya bergantung pada ekspor, terdampak oleh wabah COVID-19. Bank Sentral pada Kamis memangkas suku bunga, untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun terakhir, ke level terendah,serta mengurangi target pertumbuhan ekonomi jadi 1,92 persen. Sebelumnya, Bank Sentral pada Desember tahun lalu menargetkan pertumbuhan 2,57 persen.

Otoritas di Taiwan juga meluncurkan paket stimulus senilai 60 miliar dolar Taiwan (setara dengan Rp31,6 triliun).

Sumber: Reuters

Baca juga: Siswa Taiwan lawan virus corona dengan robot disinfektan

Baca juga: Pekerja asal Indonesia positif corona di Taiwan


 

Jokowi minta Pemda beri UMKM insentif hadapi COVID-19

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020