Kepada semuanya, saya ucapkan terima kasih.
Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso berterima kasih kepada masyarakat yang telah menjadi donatur Alat Pelindung Diri (APD) yang mirip baju astronot untuk digunakan tenaga medis dalam menangani pasien virus corona (COVID-19).

"Bantuan cukup banyak, tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Kepada semuanya, saya ucapkan terima kasih. Karena itu adalah bentuk kepedulian (masyarakat) dan membuat semangat kami untuk melanjutkan perjuangan ini, menolong pasien yang sudah terinfeksi corona," kata Direktur Utama RSPI Mohammad Syahril dalam konferensi pers penanganan COVID-19 di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Jumat.

Syahril mengaku sampai saat ini masih kekurangan "baju astronot" tersebut.

"Masalahnya, kami mengalami kesulitan karena produksinya belum ada," kata Syahril.

Baca juga: Doakan tenaga medis tetap sehat, RSPI "banjir" kiriman bunga
Baca juga: RSPI akan tambah kamar isolasi secara bertahap

Menurut dia, jika APD seperti masker N95, sampai saat ini masih mencukupi, tapi berbeda dengan baju pelindung diri yang seperti dikenakan para astronot karena sulit didapat.

Apalagi, Syahril mengaku "baju astronot" itu hanya bisa digunakan untuk sekali pakai. Artinya, setelah dipakai untuk menangani pasien positif COVID-19 langsung dimusnahkan dengan incinerator (alat pembakaran).

Selain itu, ia juga menyarankan agar masyarakat tidak membeli masker N95 karena masker tersebut khusus digunakan untuk tenaga kesehatan yang kontak langsung dengan pasien COVID-19.

"Untuk tenaga kesehatan lho ya bukan untuk kita-kita, karena nanti tambah sesak kamu," kata Syahril.

RSPI Sulianti Saroso menjadi rumah sakit rujukan yang khusus menangani pasien COVID-19 sehingga tidak lagi menerima pasien umum. Saat ini RSPI memiliki 26 ruang isolasi di mana 16 di antaranya sudah terisi, secara bertahap rumah sakit akan menambah hingga 90 tempat tidur secara bertahap.

Baca juga: RSPI Sulianti Saroso ajukan penambahan tenaga kesehatan
Baca juga: RSPI SS dapat rujukan satu pasien positif COVID-19 gawat darurat

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2020