Prilly, Swiss (ANTARA) - Bisnis sedang berkembang bagi sebuah perusahaan Swiss yang menyediakan makanan segar hasil pertanian, karena pembeli beralih ke belanja secara daring pada era virus corona dan pembatasan pergerakan.

Farmy, layanan pengiriman dengan gudang di kota Prilly dekat Lausanne dan di Zurich, telah dibanjiri pesanan pengiriman ke rumah untuk produk-produk lokal dan organiknya. Perusahaan itu menawarkan buah, sayuran, daging, ikan, dan bunga.

"Kami telah mengalami peningkatan yang sangat kuat sejak pertengahan Februari hingga hari ini, dengan permintaan untuk produk hingga empat kali lipat, terutama kebutuhan produk kering untuk persediaan dapur. Permintaan meningkat sekitar 450 persen," kata juru bicara Farmy Chiara Eckenschwiller kepada Reuters Television.

Kategori produk lain mengalami peningkatan hingga 300 persen, tambahnya.

Di satu gudang, pekerja pertanian yang mengenakan masker dan sarung tangan pelindung memuat tas pengiriman dengan sayuran dan buah, mengetuk layar untuk memeriksa detail pesanan, sebelum memasukkannya ke dalam peti pengiriman yang siap dimuat ke dalam van.

Pembeli Swiss, banyak diantaranya terbiasa membeli produk di pasar yang sekarang dilarang, mendukung bisnis itu.

"Ini adalah pertama kalinya dan ini terutama untuk masa karantina, karena tidak ada pasar lagi, saya ingin mendukung petani lokal dan juga memiliki produk lokal, saya pikir penting untuk menjaga itu," kata Chiara Caccivo.

Produsen lokal, dari petani hingga tukang daging dan pembuat keju, memasok Farmy.

"Selama tiga minggu terakhir, penjualan telah meningkat dan minggu terakhir ini praktis berlipat ganda. Mereka bahkan tidak bisa mengikuti karena orang tidak dapat berbelanja secara normal. Pasar luar ruangan di kota-kota dilarang," kata Gilles Roch, pemilik dari sebuah peternakan Le Domaine des Biolettes.

Christian Boillat, pemilik toko gula dan cokelat di Lausanne yang memasok Farmy, berani menghadapi krisis.

"Saya khawatir, sangat mengkhawatirkan keuangan kami, bagi perusahaan, bagi karyawan kami, untuk kelangsungan hidup perusahaan kami. Saya menginvestasikan banyak uang di toko-toko kami pada periode ketika segala sesuatunya berjalan dengan sangat baik. Kami mungkin agak gila , tetapi saya pikir ini membawa hal-hal kembali mendasar, "katanya.

Swiss, tetangga Italia yang terpukul keras akibat infeksi virus corona, telah memberlakukan kontrol perbatasan, mendesak orang-orang untuk tetap di rumah, dan tim medis dari tentara yang merupakan mobilisasi militer terbesar sejak Perang Dunia II---untuk membantu sistem perawatan kesehatan menghadapi pandemi tersebut.

Jumlah total kasus virus corona di Swiss dan Liechtenstein telah meningkat ke angka 3.888, menurut otoritas kesehatan pada Kamis (19/3). Sebanyak 33 orang meninggal dunia akibat penyakit itu.


Sumber: Reuters

Baca juga: Kasus kematian pertama akibat corona terjadi di Swiss
Baca juga: Swiss hentikan semua pertandingan liga akibat wabah corona
Baca juga: Setop cium pipi, kata menteri Swiss tentang penyebaran virus corona

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020