Sesuai arahan Presiden saat rapat terbatas, kami akan fokuskan realisasi program padat karya tunai di Kementerian PUPR
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR mempercepat realisasi program padat karya tunai pada tahun ini dalam rangka mendorong daya beli masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu mengatakan program infrastruktur kerakyatan atau padat karya tunai penting bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Baca juga: PUPR bangun instalasi air di fasilitas isolasi corona Pulau Galang

Menurut dia, pembangunan infrastruktur padat karya tunai, selain memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, juga bertujuan mengurangi ketimpangan dan kesenjangan pembangunan antarwilayah serta ketimpangan taraf hidup masyarakat dari segi penghasilan.

“Sesuai arahan Presiden saat rapat terbatas, kami akan fokuskan realisasi program padat karya tunai di lingkungan Kementerian PUPR," kata Menteri Basuki.

Kementerian PUPR terus melanjutkan program padat karya tunai (cash for work) pada tahun 2020 dengan anggaran sebesar Rp 8,64 triliun.

Anggaran tersebut digunakan untuk tujuh program, yakni pembangunan jembatan gantung, program percepatan peningkatan tata guna air irigasi (P3TGAI), bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS), pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah (PISEW), penataan kota tanpa kumuh (kotaku), penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas), dan sanitasi berbasis masyarakat (sanimas).

Pada 2020, pamsimas akan dilaksanakan di 5.053 desa dengan anggaran Rp767 miliar, sanimas di 1.026 lokasi dengan anggaran Rp398 miliar, P3TGAI di 6.000 lokasi dengan anggaran Rp1,35 triliun, dan jembatan gantung 148 unit senilai Rp710 miliar.

Kemudian program kotaku di 364 kelurahan dengan anggaran Rp259 miliar, PISEW di 900 kecamatan dengan anggaran Rp 540 miliar, TPS-3R di 106 lokasi dengan anggaran Rp79 miliar, peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 166.000 unit dengan anggaran Rp3,49 triliun dan pembangunan baru rumah swadaya sebanyak 12.750 unit dengan anggaran Rp818 miliar.

Program pamsimas dan sanimas merupakan program padat karya yang akan dilaksanakan Ditjen Cipta Karya untuk mendukung pencegahan stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak balita melalui penyediaan sarana prasarana air bersih dan sanitasi.

Sedangkan program P3TGAI dilaksanakan oleh Ditjen Sumber Daya Air yang bertujuan untuk menyediakan air bagi kawasan perdesaan dengan melakukan perbaikan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi kecil (luas kurang dari 150 hektare), irigasi tersier, dan/atau irigasi desa yang dilakukan dengan konsep pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (P3A)/gabungan perkumpulan petani pemakai air (GP3A)/induk perkumpulan petani pemakai air (P3A).

Selanjutnya adalah kotaku yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan.

Kemudian BSPS di bawah tanggung jawab Ditjen Perumahan, baik berupa peningkatan kualitas ataupun pembangunan rumah baru.

Percepatan program padat karya Kementerian PUPR utamanya adalah untuk mempertahankan daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang terjadi sekarang.

Baca juga: PUPR: RS Darurat COVID-19 bisa operasional Senin depan
Baca juga: Menteri PUPR: Pembangunan fasilitas observasi Corona rampung 28 Maret

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020