Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar mendirikan Posko Tanggap Darurat Bencana COVID-19 sebagai keseriusan pemerintah memberikan perkembangan terbaru penanganan virus tersebut termasuk melakukan penelusuran kontak pasca penetapan dua pasien positif asal Makassar, Sulawesi Selatan.

"Kami sampaikan saat ini jumlah orang yang sedang diamati sebanyak 68 orang, termasuk mengambil hasil screening terhadap orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif COVID-19 yang meninggal pekan lalu," ujar Pejabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb, Sabtu.

Ia menjelaskan sebanyak 68 orang yang sedang diamati itu, merupakan bagian dari rombongan jamaah umroh yang berangkat bersama dengan pasien berjenis kelamin perempuan yang dinyatakan positif COVID-19 dan akhirnya meninggal dunia.

Selain itu, terdapat lima orang yang dikategorikan ODP (Orang Dalam Pemantauan), sembilan orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Baca juga: KPU Makassar tunda pelantikan PPS terkait pandemi COVID-19

Baca juga: DPRD Sulsel apresiasi Pembatalan Ijtima Asia

Baca juga: PMI Makassar siagakan relawan "on call" penuhi kebutuhan darah


"Suami Almarhumah saat ini dinyatakan sebagai PDP karena sudah memiliki gejala yang menyerupai COVID-19," ungkap Iqbal.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin menuturkan tujuan pembentukan Posko Tanggap Darurat COVID-19 sebagai strategi untuk lebih menguatkan kordinasi dan juga memudahkan masyarakat dan wartawan dalam mendapatkan info terbaru.

"Pak Wali telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 diketuai Sekda Kota Makassar. Salah satu implementasinya yakni membentuk Posko dan media center yang digunakan berkoordinasi dan mengupdate setiap perkembangan terbaru penanganannya," kata dia

Naisyah menyatakan telah membentuk Tim Tanggap Bencana yang bertugas secara teknis di lapangan guna melakukan screening terhadap warga yang dicurigai memiliki riwayat pernah melakukan kontak pasien positif COVID-19

“Insya Allah, kita sangat siap, seluruh puskesmas dan rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk siap menerima dan memeriksa warga yang memiliki gejala terinfeksi virus itu," katanya.

Selain itu, layanan Nomor Tunggal Panggil Darurat (NTPD) 112 serta hotline yang setiap saat bersiaga menerima keluhan warga via telepon. Pihaknya akan melaporkan data terbaru di media center setiap pukul 21.00 WITA setiap harinya

Sebelumnya, Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah telah menyampaikan dua orang pasien positif COVID-19, masing-masing pasien 285 dan 286. Pasien 285 adalah perempuan berumur 55 tahun telah meninggal dunia, dengan riwayat perjalanan dari umroh di tanah suci dan sempat dirawat di Rumah Sakit Siloam Makassar.

Sedangkan pasien 286 adalah laki-laki dan kini masih dirawat secara intensif di ruang isolasi infeksi Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo Makassar.*

Baca juga: Jamaah di Makassar gelar qunut nazilah untuk cegah mewabahnya Covid-19

Baca juga: Antisipasi corona, ACT tunda event Fauzi Baadillah di Makassar

Baca juga: Makassar liburkan sekolah dua pekan untuk cegah penularan corona

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020