Saya pikir Hong Kong lebih baik daripada kebanyakan tempat
Hong Kong (ANTARA) - Pihak berwenang Hong Kong, Jumat, mengatakan bahwa banyak pendatang dari luar negeri di pusat keuangan Asia, Hong Kong, tidak diawasi saat mereka memulai dua minggu swakarantina wajib, karena hanya sepertiga dari 6.000 gelang elektronik yang diaktifkan.

Hong Kong telah menyaksikan lonjakan orang yang kembali ke kota itu pekan ini, saat mereka melarikan diri dari lonjakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona di Eropa, Amerika Utara dan Timur Tengah, tetapi penundaan dalam memverifikasi akun mereka telah memperlambat aktivasi gelang pemantauan.

"Saya tidak memiliki telepon pintar," kata John Batten, seorang kritikus seni yang tinggal di kota itu. Ia baru tiba dari Australia pada Kamis, dan mengaku bahwa alat pelacaknya belum diaktifkan.

"Saya membayangkan seseorang akan mengetuk pintu saya pada suatu waktu," katanya, menambahkan bahwa pihak berwenang di bandara telah mengatakan kepadanya bahwa ia akan menerima telepon pintar di rumah.

Dengan 256 infeksi dan empat kematian, kota yang diperintah China itu telah memperketat pembatasan pada para pelancong, mewajibkan 14 hari karantina untuk kedatangan dari tengah malam pada Kamis dan memberi saran untuk semua perjalanan yang tidak penting.

Baca juga: Masker bekas menumpuk di pantai, pinggiran kota Hong Kong
Baca juga: Isu kesehatan mental muncul di Hong Kong akibat kekhawatiran corona


Kota ini telah melihat beberapa keberhasilan dalam mengendalikan penyebaran virus, tetapi lebih dari 90 persen penderita dalam lonjakan baru-baru ini adalah kasus impor dari luar negeri atau memiliki kontak dekat dengan para pelancong.

Hong Kong mengatakan memiliki lebih dari 20.000 gelang siap untuk kedatangan dan akan mengirim siapa pun dengan gejala pernapasan atas langsung ke pusat-pusat tes di dekat bandara.

Kode QR di gelang dimaksudkan untuk dipasangkan dengan aplikasi telepon pintar guna mengidentifikasi mereka yang melanggar karantina selama 14 hari.

Pada Jumat, media penyiar RTHK mengutip Kepala Informasi Victor Lam yang mengatakan beberapa penundaan itu terjadi akibat dari peluncuran sistem secara tiba-tiba. Dia tidak merinci lebih lanjut.

Pemerintah tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Banyak warga yang mengunggah di media sosial pada Jumat mengatakan mereka belum menerima pesan verifikasi dari pemerintah yang diperlukan untuk mengaktifkan aplikasi. Beberapa gelang, yang tidak dipasang dengan baik, dapat dengan mudah lepas, tambah mereka.

Wisatawan juga mengeluhkan kurangnya pedoman bagi orang-orang yang dikarantina untuk pulang dari bandara atau membeli makanan, karena banyak yang menggunakan transportasi umum dan berbelanja sebelum memasuki apartemen mereka.

Dengan banyaknya gelang yang tidak diaktifkan, tidak jelas berapa banyak kedatangan yang mematuhi karantina.

Seorang warga, Deepa Jivan, mengatakan gelangnya baru diaktifkan pada Jumat, sehari setelah dia kembali dari London.

"Saya pikir Hong Kong lebih baik daripada kebanyakan tempat," kata Jivan, menambahkan bahwa dia telah mulai swakarantina sebelum aktivasi, tetapi khawatir orang lain mungkin tidak disiplin.

"Sayangnya ada beberapa orang yang tidak peduli."

Sumber: Reuters

Baca juga: Beijing, Hong Kong, Taiwan wajibkan karantina 14 hari bagi WNA
Baca juga: Seekor anjing dikarantina karena virus corona di Hong Kong

Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020