Petrosea mencatatkan laba 31,18 juta dolar AS pada 2019
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan, yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, rekayasa dan konstruksi, serta jasa migas, PT Petrosea Tbk optimistis bisnis pertambangan tetap prospektif ke depannya.

“Kami optimistis, tahun lalu saja di tengah volatilitas harga batubara termal dan kondisi ekonomi global yang kurang kondusif, perusahaan mencatatkan kinerja keuangan dan operasional yang menggembirakan,” kata Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan sejumlah strategi akan diterapkan dengan mengacu pada pencapaian sepanjang tahun lalu yang didorong berbagai inisiatif strategis dan upaya transformasi.

Hal itu dilakukan guna memastikan sustainable superior performance perusahaan untuk tahun-tahun mendatang, katanya.

Pada 2019, perusahaan yang telah beroperasi selama 48 tahun di Indonesia mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 2,3 persen dari 465,74 juta dolar AS pada 2018 menjadi 476,44 juta dolar AS.

Selain itu, Petrosea mencatatkan laba 31,18 juta dolar AS pada 2019 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dibandingkan 22,96 juta dolar AS pada tahun sebelumnya, atau naik 35,80 persen secara tahunan.

Kontribusi dari lini bisnis kontrak pertambangan mencapai 60,25 persen terhadap total pendapatan perusahaan dengan menggunakan armada yang diupayakan efisien dan efektif dalam mencapai volume produksi.

Sedangkan kontribusi dari lini bisnis rekayasa dan konstruksi mencapai 20,5 persen dan lini bisnis logistik dan support services mencapai 18,66 persen terhadap total pendapatan perusahaan.

“Selain itu inisiatif strategis kami untuk melakukan transformasi kegiatan operasional melalui digitalisasi mendapatkan pengakuan dari dunia internasional yakni oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu-satunya perusahaan milik Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network,” ujarnya.

Perusahaan itu dinilai unggul karena kemampuannya dalam menyediakan jasa pertambangan terpadu pit-to-port, kemampuan rekayasa dan konstruksi yang terintegrasi serta jasa logistik, dengan selalu berkomitmen penuh terhadap penerapan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan, manajemen mutu, dan integritas bisnis.

Pada 1990, Petrosea menjadi perusahaan rekayasa dan konstruksi Indonesia pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX) dengan kode  PTRO.

Petrosea didukung penuh pemegang saham utamanya yakni PT Indika Energy Tbk, yang merupakan perusahaan energi di Indonesia yang menyediakan solusi energi terpadu melalui investasinya di bidang sumber daya energi, jasa, dan infrastruktur.

Baca juga: Petrosea catatkan pendapatan 378,74 juta dolar AS
Baca juga: Indika Energy bagikan dividen 60 juta dolar AS

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020