Jangan ada lagi perdebatan yang tidak perlu. Sekarang waktunya bertindak nyata. Bangsa ini punya daya tahan dan daya juang
Jakarta (ANTARA) - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyebutkan jumlah kasus positif virus corona baru itu di Indonesia hingga Sabtu (21/3) tercatat 450 kasus.

Jumlah tersebut bertambah 81 kasus dari hari sebelumnya. Sementara angka kematian juga bertambah enam orang menjadi total 30 orang, sedangkan pasien yang sembuh bertambah empat orang menjadi 20 orang.

Sejumlah langkah diambil pemerintah daerah untuk mencegah penyebaran virus tersebut, mulai dari meliburkan sekolah selama dua pekan, menganjurkan agar bekerja dari rumah, membatalkan izin kegiatan yang melibatkan banyak orang, hingga melakukan pembatasan sosial.

"Semua harus bergotong-royong dengan mematuhi apa yang pemerintah anjurkan. Protokol kesehatan harus diterapkan," ujar Ketua RW 006 Desa Tanjung Burung, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Abdul Mutholib, di Jakarta, Sabtu.

Sejak dua pekan terakhir, pihaknya sudah menyosialisasikan mengenai COVID-19 kepada warga. Baliho sosialisasi mengenai virus itu terpasang hampir di setiap sudut desa.

Bahkan, warga sudah diminta untuk berdiam diri di rumah jika tidak ada hal yang mendesak untuk dilakukan. Kegiatan yang melibatkan banyak orang, seperti majelis taklim dan acara keagamaan ditunda untuk sementara.

"Kami juga meminta warga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Area lingkungan rumah pun harus rutin dibersihkan," terang lelaki yang akrab disapa Emon tersebut.

Baca juga: Cegah penularan Corona, sejumlah acara di Malioboro dibatalkan

Kepala Desa Tanjung Burung, Idris Effendi, menambahkan sosialisasi itu perlu dilakukan agar masyarakat memahami virus yang saat ini menjadi pandemi tersebut.

"Belum banyak warga yang paham dengan bahaya virus COVID-19. Untuk itu perlu terus disosialisasikan bagaimana karakteristik virus tersebut dan bagaimana mengantisipasi penularannya. Dengan demikian masyarakat akan paham mengapa perlu berdiam diri di rumah," terang dia.

                                                                    Bentuk satgas
Sejumlah pemerintah daerah juga melakukan beberapa upaya hingga tingkat desa. Salah satunya, Pemerintah Kota Denpasar sejak awal telah melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19, Mulai dari pembentukan tim satgas hingga tingkat lingkungan, dusun, dan banjar.

Di samping itu, Pemkot Denpasar telah menyiapkan armada berupa 21 mobil penyemprotan disinfektan setiap harinya hampir diseluruh wilayah Denpasar dengan kapasitas 105.000 liter.

Penyemprotan disinfektan juga dilakukan secara parsial maupun serentak jika memang dibutuhkan.

Antisipasi di ruang publik dengan membangun wastafel tempat cuci tangan, seperti di Taman Kota Lumintang, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, tempat bermain anak, dan tempat pelayanan publik sembari mengedukasi perilaku hidup bersih, dan sehat (PHBS) kepada masyarakat.

"Pembangunan wastafel cuci tangan ini akan kami terus perluas termasuk di tempat yang memang belum dilayani,” ujar Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra .

Rai Mantra juga meminta masyarakat mengurangi keluar rumah kalau tidak penting sekali, termasuk warga Denpasar yang berasal dari luar kota agar sementara tidak pulang kampung dulu.

Dengan langkah antisipasi dan kesiapsiagaan Kota Denpasar itu, dapat membuat masyarakat tenang serta mendapatkan informasi dalam melakukan pencegahan sedini mungkin.

Baca juga: Mendagri: Pemda percepat penyaluran Dana Desa, tekan dampak COVID-19

Untuk warga yang baru datang bepergian, baik dari luar daerah maupun luar negeri yang sudah terjangkit COVID-19, diminta memeriksakan kesehatannya di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.

Selanjutnya, melakukan isolasi diri secara mandiri di rumah selama 14 hari. Hal itu untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran COVID-19.

"Saya mengimbau kepada masyarakat agar secara sadar untuk melakukan tes kesehatan dan isolasi mandiri selama 14 hari, demi kepentingan dan keselamatan masyarakat," imbuh Rai.

Ia juga meminta masyarakat yang memerlukan pelayanan publik agar memanfaatkan sistem layanan secara daring yang telah disiapkan oleh masing masing perangkat daerah.

Di samping itu, antisipasi pencegahan yang telah dilakukan melalui media cetak, elektronik, media sosial, dan media luar ruang hingga perkantoran, juga sosialisasi melalui analisis dari tim mitigasi yang mengimbau masyarakat menerapkan protokol kesehatan, baik di kantor-kantor pemerintahan sekolah, pasar, maupun ruang publik.

                                                                        Dari desa
Wakil Menteri Desa Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi mengatakan perangkat pemerintahan hingga tingkat desa serta RT/RW memiliki peran yang signifikan dalam pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19.

"Seperti yang dikatakan Presiden Jokowi, solidaritas sosial dan gotong royong adalah kekuatan utama bangsa ini untuk menghadapi pandemi corona atau COVID-19," kata dia.

Baca juga: Kemendes PDTT minta seluruh pendamping desa bersiap cegah COVID-19

Budi Arie menjelaskan perangkat desa dan kelurahan adalah ujung tombak sosialisasi dan mobilisasi masyarakat dalam melawan COVID-19.

"Sekarang waktunya bersatu-padu melawan virus corona. Ini masalah bangsa, negara, dan rakyat. Jangan ada lagi perdebatan yang tidak perlu. Sekarang waktunya bertindak nyata. Bangsa ini punya daya tahan dan daya juang," kata dia.

Para aktivis pendamping desa juga bisa menjadi agen penyadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan dan penanganan virus corona.

Sosialisasi tentang apa itu virus corona dan pencegahan di kawasan perdesaan sangat vital. Tingkat kepedulian masyarakat tersebut sangat dibutuhkan untuk menanggulangi corona.

Wamendes Budi Arie menjelaskan informasi yang utuh tentang COVID-19 akan menghilangkan perdebatan dan kepanikan di tengah masyarakat. Data, informasi, dan perangkat sosialisasi sudah disediakan lengkap oleh pemerintah.

"Perangkat desa dan pendamping desa harus proaktif mencegah kepanikan warga. Bersama Tim Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kita bersama menghadapi wabah ini," imbuh Budi.

Melalui upaya antisipasi yang dilakukan dari tingkat desa diharapkan kesadaran warga mengenai  COVID-19 dapat meningkat sehingga penyebaran pandemi tersebut bisa dihentikan dengan mudah.

Lagi pula, Kemendes PDTT juga mengizinkan kemungkinan penggunaan Dana Desa secara keseluruhan untuk upaya antisipasi penyebaran COVID-19 sehingga pandemi virus itu dapat berlalu.

Baca juga: DPRD Palangka Raya ajak masyarakat tingkatkan kesadaran cegah COVID-19
Baca juga: Jubir pemerintah: COVID-19 bisa sembuh sendiri berbasis imunitas

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020