Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Suharsono yang sempat kontak fisik karena menjenguk pasien saat sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit sebelum kemudian terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona (COVID-19), sampai saat ini dilaporkan kondisinya tetap sehat.

"Pak Bupati (Suharsono) sehat, memang beliau mengisolasi diri sesuai protokol dan arahan dokter," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Helmi Jamharis dalam pesan singkatnya kepada wartawan Bantul, Minggu malam.

Baca juga: 42 orang dalam pemantauan di Tarakan

Bupati Bantul bersama sejumlah pejabat eselon dan Forkompinda di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul dikabarkan sempat menjenguk aparatur sipil negara (ASN) instansi yang vertikal dengan pemerintah pusat di Bantul saat dirawat di salah satu rumah sakit Bantul pada 11 Maret.

Kemudian ASN diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik, tetapi selang beberapa hari kemudian kembali masuk rumah sakit saat bekerja, namun rumah sakit berbeda yaitu RSUD Panembahan Senopati yang menjadi RS rujukan COVID-19 yang kemudian hasilnya menunjukkan positif.

Bupati Bantul yang mendengar kabar rekan positif terinfeksi virus asal Wuhan China tersebut dikabarkan langsung melakukan tes untuk COVID-19, dan hasilnya negatif. "Dan (dokter) selalu memantau perkembangan (kesehatan Bupati)," kata Sekda.

Baca juga: Pasien-pasien COVID-19 di RSUD Kanujoso mulai membaik

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan COVID-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, bahwa satu pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di rumah sakit plat merah Bantul dan kemudian terkonfirmasi positif adalah ASN, namun dia enggan membeberkan identitas pasien itu.

"Beliau punya riwayat perjalanan dari Jakarta, kemudian beberapa hari sakit dan akhirnya masuk RS, statusnya ASN yang bertugas di dinas yang vertikal ke pusat, bukan pemerintahan kabupaten. Saat ini kondisinya membaik, sesak (napas)-nya sudah tidak ada," katanya.

Dia mengatakan, terhadap pejabat yang kontak langsung dengan pasien yang kemudian terkonformasi positif COVID-19 itu telah dianjurkan menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari sejak kontak terakhir, untuk memantau perkembangan kondisi kesehatan.

"Macam-macam, ada yang dijenguk sebelum pindah rumah sakit, kemudian di rumah, kan beliau sempat pulang, kalau di RS Panembahan Senopati tidak bisa dijenguk karena masuk isolasi. Paling terakhir yang nengok tanggal 11 Maret, berarti (isolasi) sampai 25 Maret, kita lihat perkembangannya," katanya.

Baca juga: Blitar lakukan pengecekan kontak erat pasien positif corona
Baca juga: RSHS Bandung rawat bayi laki-laki 1,5 bulan positif corona
Baca juga: Pertamina-ACT semprot disinfektan sejumlah SPBU di Yogyakarta

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020