Kepastian tetap pakai VCR, 'rapid test' (tes cepat) hanya untuk mengetahui positif atau tidak, mereka bisa dilakukan isolasi di rumah sesuai standar Kemenkes
Pontianak (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kalimantan Barat mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan Kementerian Kesehatan memastikan delapan di antara 30 petugas kesehatan dan dokter RS Kharitas Bhakti Pontianak yang kontak langsung dengan pasien COVID-19, negatif terpapar virus itu.

"Seperti kita ketahui, ada 30 petugas kesehatan, termasuk dokter, yang bertugas di RS Kharitas Bhakti Pontianak kontak dekat dengan pasien terduga corona. Mereka kemudian diminta untuk isolasi mandiri dan spesimen dari mereka dikirim ke pusat. Sementara ini, hasil yang keluar baru delapan orang dan hasilnya mereka negatif COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson di Pontianak, Senin.

Dia menyebut delapan orang itu terdiri atas tiga dokter dan lima perawat.

Dirinya berharap, 22 petugas kesehatan lainnya juga negatif corona, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium  akan diketahui dalam waktu dekat.

"Dari hasil laboratorium delapan orang sudah keluar negatif kita berharap 22 orang lainnya juga dengan hasil yang sama," tuturnya.

Dia menambahkan kondisi dua pasien positif COVID-19 yang saat ini masih dirawat di ruang isolasi RS Soedarso Pontianak dan RS Abdul Azis Kota Singkawang, sudah berangsur membaik.

Baca juga: 1001 Orang Masuk Daftar ODP Dinkes Kalbar Terkait Covid-19

Pihaknya juga sudah mengirim kembali spesimen dari dua pasien tersebut kepada Kementerian Kesehatan dan hingga saat ini masih menunggu hasil berikutnya.

Pihaknya sudah mengajukan bantuan tes cepat virus corona kepada Kementerian Kesehatan.

Namun, katanya, Dinkes Kalbar untuk sementara ini, akan mendapatkan bantuan dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalbar sekitar 6.000 alat tersebut yang datang pada 27 Maret mendatang.

Mengingat alat itu datang dalam jumlah terbatas, katanya, nantinya tes cepat tersebut diprioritaskan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP).

Alat itu, katanya, akan menjadi acuan sementara untuk penerapan isolasi.

"Kepastian tetap pakai VCR, 'rapid test' (tes cepat) hanya untuk mengetahui positif atau tidak, mereka bisa dilakukan isolasi di rumah sesuai standar Kemenkes. Nah, jika berdasarkan hasil tes tersebut, seseorang dinyatakan positif, maka dia tetap akan diambil spesimen dari tenggorokan dan dikirim sampelnya ke Jakarta," kata Harisson

Baca juga: ODP COVID-19 di Kalbar bertambah menjadi 682 orang
Baca juga: 284 warga Kalbar masuk dalam daftar ODP Dinkes
Baca juga: Dinkes Kalbar ajukan 5.400 APD kepada Kemenkes

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020