Kupang (ANTARA News) - Umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat pagi, memadati gereja-gereja untuk mengikuti prosesi jalan salib, mengenang kisah sengsara Yesus Kristus sampai akhirnya wafat di kayu salib.

Sementara, dari Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur di ujung timur Pulau Flores dilaporkan, umat Katolik setempat mulai turun ke laut untuk mengikuti perarakan Patung Tuan Menino (patung kanak-kanak Yesus) dari Pantai Kota Rewindo menuju Pantai Kuce di depan Istana Raja Larantuka.

Puluhan perahu motor yang dipadati para peziarah, akan ikut serta dalam prosesi laut tersebut, atau orang Larantuka menyebutnya "Anta Tuan".

Sebelum arca Tuan Menino digelar, terlebih dahulu diawali dengan doa oleh ribuan umat Katolik di Kapela Tuan Menino di Pantai Kota Rewindo. Perarakan lewat laut, tampak semarak namun sangat sakral.

Ketika Patung Tuan Menino tiba di depan Istana Raja Larantuka di Pantai Kuce, arca kanak-kanak Yesus itu selanjutnya diarak untuk ditakhtakan pada armida (tempat perhentian) Tuan Menino di Pohon Sirih.

Di saat itu, Patung Tuan Ma (Bunda Maria) pun diarak dari kapela-Nya menuju Gereja Kathedral Reinha Rosari di jantung Kota Larantuka. Pada sore hari sekitar pukul 15.00 Wita, barulah digelar perjalanan prosesi mengelilingi Kota Larantuka dengan menyinggahi delapan buah armida.

Armida-armida yang disinggahi itu adalah Armida Missericordia, Armida Tuan Meninu (armada kota), Armida St. Philipus, Armida Tuan Trewa, Armida Pantekebi, Armida St. Antonius, Armida Kuce dan Armida Desa Lohayong.

Urutan armida ini menggambarkan seluruh kehidupan Yesus Kristus mulai dari ke AllahNya (Missericordia), kehidupan manusia-Nya dari masa bayi (Tuan Meninu), masa remaja (St. Philipus) hingga masa penderitaanNya sambil menghirup dengan tabah dan sabar seluruh isi piala penderitaan sekaligus piala keselamatan umat manusia.

Tradisi religi keagamaan itu sudah berlangsung ratusan tahun lamanya, yang dimulai dari perayaan Kamis Putih (9/4), sehingga pelaksanaan pemilu legislatif di daerah pemilihan Flores Timur, akhirnya digeser waktu pelaksanaannya pada 14 April 2009 karena bertepatan dengan perayaan Kamis Putih.

Di wilayah keuskupan lainnya di NTT dan belahan dunia lainnya, tradisi semacam itu tidak ada, namun hanya dilaksanakan dalam bentuk ibadah di gereja-gereja untuk mengenang perjamuan malam terakhir antara Yesus Kristus dengan murid-muridNya sebelum wafat di kayu salib pada Jumat (10/4).

Umat Katolik di luar Larantuka, hanya melakukan prosesi Jalan Salib biasa pada Jumat pagi dan akan dilanjutkan dengan upacara liturgis "mencium patung Yesus" pada sore harinya sekitar pukul 15.00 Wita di masing-masing gereja.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009