Bila melihat perkembangan kondisi, kita mungkin perlu mengambil langkah-langkah besar seperti yang disebut dengan karantina kota
Tokyo, Jepang (ANTARA) - Gubernur Tokyo Yuriko Koike pada Senin memperingatkan bahwa karantina terhadap wilayah ibu kota Jepang itu mungkin perlu dilakukan bila peningkatan tajam kasus infeksi virus korona terjadi di kota itu.

Untuk itu, Koike meminta para penyelenggara acara dan warga untuk dapat menahan diri agar langkah drastis karantina wilayah tidak perlu terjadi.

Gubernur Yuriko Koike mengatakan tiga minggu ke depan adalah masa sangat penting untuk Tokyo melihat apakah akan terjadi suatu "lonjakan" - atau kenaikan tajam - kasus virus corona jenis baru (COVID-19).

"Bila melihat perkembangan kondisi, kita mungkin perlu mengambil langkah-langkah besar seperti yang disebut dengan karantina kota," kata Koike pada konferensi pers.

"Bagaimanapun juga, kita harus menghindari hal itu. Karena itu, saya ingin meminta semua warga Tokyo untuk kerja sama lebih lanjut," ujar Gubernur Tokyo itu.

Dengan  peringatan bahwa COVID-19 dapat menyebar dari orang muda ke orang tua dan orang lain yang berisiko penyakit serius, Koike mendesak semua penduduk Tokyo untuk memiliki rasa kesadaran bersama mengenai keadaan krisis tersebut.

Baca juga: Korsel, China, Jepang bahas kerja sama terkait pandemi virus corona
Baca juga: Tari klasik Jepang bertahan hadapi corona lewat pelajaran daring


Koike pun mengatakan dia setuju dengan Perdana Menteri Shinzo Abe bahwa penundaan Olimpiade, yang akan dibuka di Tokyo pada 24 Juli, tidak akan dikesampingkan.

Namun, dia menambahkan bahwa pembatalan Olimpiade merupakan suatu langkah yang tidak terpikirkan.

Tokyo telah memiliki 138 kasus infeksi virus corona termasuk empat kasus kematian pada Minggu malam (22/3). Pada tingkat penyebaran saat ini, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat 530 kasus hingga 8 April, menurut para ahli yang memberi masukan kepada pemerintah Tokyo.

Sumber: Reuters

Baca juga: PM Jepang: menunda Olimpiade mungkin tak terhindarkan
Baca juga: Anggota Komite Olimpiade Jepang desak penundaan Tokyo 2020

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020