Pandemi virus corona menyebabkan kesulitan besar di seluruh Amerika Serikat dan di seluruh dunia
New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), sekalipun Federal Reserve telah meluncurkan langkah-langkah baru yang luas dan lebih agresif untuk mendukung ekonomi yang terpukul akibat meluasnya wabah COVID-19.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 582,05 poin atau 3,04 persen, menjadi ditutup pada 18.591,93. Indeks S&P 500 jatuh 67,52 poin atau 2,93 persen, menjadi berakhir di 2.237,40. Indeks Komposit Nasdaq ditutup berkurang 18,84 poin atau 0,27 persen, menjadi 6.860,67.

Baca juga: Wall Street anjlok lagi, kekhawatiran virus terus cengkram investor

Saham United Technologies anjlok 9,18 persen, memimpin penurunan di Dow. Indeks sempat diperdagangkan sekitar 960 poin lebih rendah pada satu titik selama sesi. Saham Boeing melonjak lebih dari 11 persen, menjadi saham dengan kinerja terbaik dalam indeks 30-saham.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor energi terpuruk 6,65 persen, merupakan sektor berkinerja terburuk. Consumer discretionary menguat 0,35 persen, satu-satunya yang berhasil membukukan kenaikan di antara sektor-sektor lainnya.

Federal Reserve AS pada hari sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan membeli surat utang pemerintah AS dan sekuritas yang didukung hipotek tanpa batas untuk membantu pasar berfungsi lebih efisien di tengah ketidakpastian akibat virus corona.

Baca juga: Wall Street melambung, ditopang reli saham energi dan teknologi

"Pandemi virus corona menyebabkan kesulitan besar di seluruh Amerika Serikat dan di seluruh dunia," kata The Fed dalam sebuah pernyataan Senin pagi (23/3/2020).

"Sementara ketidakpastian besar tetap ada, menjadi jelas bahwa ekonomi kita akan menghadapi gangguan parah. Upaya agresif harus dilakukan lintas sektor publik dan swasta untuk membatasi kerugian pada pekerjaan dan pendapatan dan untuk mempromosikan pemulihan cepat setelah gangguan mereda," kata bank sentral AS.

Baca juga: Wall Street tumbang, Dow ditutup di bawah level psikologis 20.000

Awal bulan ini, The Fed melakukan pemotongan suku bunga darurat kedua yang belum pernah terjadi sebelumnya hanya selama periode dua minggu, membawa suku bunga acuan mendekati nol.

Bank sentral juga meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran, berjanji untuk meningkatkan kepemilikan obligasi setidaknya 700 miliar dolar AS sebagai cara untuk mempertahankan suku bunga jangka panjang lebih rendah dan menyediakan likuiditas ke pasar modal.

Wall Street menyelesaikan pekan lalu dengan kerugian besar karena investor bergulat dengan kekhawatiran atas potensi kerusakan ekonomi akibat pandemi virua corona.

Untuk pekan yang berakhir 20 Maret, indeka Dow jatuh 7,3 persen, indeks S&P 500 terpuruk 14,98 persen dan indeks Nasdaq kehilangan 12,64 persen. Indeks-indeks utama memiliki kinerja mingguan terburuk sejak krisis keuangan global pada 2008.

Baca juga: Wall St 'rebound' setelah Fed tingkatkan likuiditas untuk lawan corona

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020