Kediri (ANTARA News) - Kesepakatan Kerjasama Operasional (KSO) antara Pabrik Gula Ngadirejo (di bawah PTPN X) dan PT Kencana Gula Manis (KGM) sempat mengganggu rencana proses penggilingan tebu, dengan kurang maksimalnya perbaikan peralatan. "Karena sudah ada kerja sama, untuk perbaikan peralatan giling sempat bermasalah. Hal terjadi, lantaran harus menunggu rencana kucuran dana yang ternyata dari investor tidak segera diberikan," kata Administratur PG Ngadirejo, Setio Wibowo Wiyahno di Kediri, Jawa Timur, Minggu. Ia menjelaskan, beberapa hal yang mengganggu tersebut lebih karena masalah teknis dengan tidak adanya persamaan persepsi. Selain itu, terganggunya rencana penggilingan juga dipicu belum tuntasnya KSO hingga sekarang. "Seharusnya November sudah tender, namun karena menunggu kejelasan dari ivnestor, proses itu terpaksa ditunda hingga Januari," katanya menjelaskan. Ia mengatakan, karena rencana KSO tersebut dibatalkan, pihaknya dengan terpaksa mengeluarkan anggaran sendiri untuk perbaikan mesin dan pembelian berbagai perlengkapan. Ia meyakinkan, penundaan proses tender tersebut tidak akan mempengaruhi proses pembukaan giling yang rencananya dilakukan 18 Mei mendatang. Dalam musim giling 2009 ini, PG Ngadirejo menargetkan menebang tebu hingga 13 ribu hektare lahan di wilayah Kediri dan Blitar dengan perkiraan jumlah tebu mencapai 11 juta kuintal. Target tersebut, menurut dia, lebih tinggi ketimbang 2008 lalu yang hanya 9,6 juta kuintal. Sementara untuk, randemen gula, Setio juga mengatakan, ditargetkan mampu meraih hingga 9,25 persen, naik ketimbang sebelumnya yang hanya 8,96 persen. "Target randemen gula itu bukan karena adanya KSO yang targetnya hingga 8,25 persen. Target itu murni dari petani dan pabrik," katanya menjelaskan. Ia juga merasa yakin, tanpa adanya investasi dari KGM, PG Ngadirejo dapat mencapai pendapatan yang maksimal. Sehingga, ia pun yakin, dengan pembatalan tersebut, akan membuat kondisi pabrik menjadi lebih baik. Menyinggung dengan pejabat dari KGM yang masih berada di pabrik, Setio mengaku, selama ini tidak pernah melibatkan dalam pengambilan kebijakan apapun. Pihaknya mempersilakan empat orang manajer yang ditugaskan PT KGM, hingga bersedia hengkang sendiri. Keempat manajer tersebut adalah bagian operasional, keuangan, pabrik, serta bagian agronomi. Sementara itu, Ketua DPC Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) PG Ngadirejo, Karmadji mengemukakan, adanya masalah internal pabrik yaitu perbaikan perlengkapan serta peralatan yang sempat terganggu karena KSO cukup membuat para petani khawatir. "Kami khawatir, proses tebang mundur, yang membuat kami merugi," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009