Jakarta (ANTARA) - Pengamat intelijen senior Suhendra Hadikuntono menyebutkan wafatnya Hj Sudjiatmi Notomihardjo, ibunda dari Presiden RI Joko Widodo juga merupakan kehilangan dan duka bangsa.

"Ibu Noto merupakan wanita mulia yang patut dijadikan teladan bagi kaum wanita Indonesia," kata Suhendra, melalui pernyataan tertulis, di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Presiden Jokowi langsung tinggalkan makam Mundu usai pemakaman ibunda

Baca juga: Jenazah ibunda Jokowi disholatkan di Masjid Baturrachman

Baca juga: Jokowi ingin rakyat doakan ibundanya dari rumah masing-masing


Suhendra mengenang mendiang Ibu Noto sebagai sosok yang penuh kesabaran, ketabahan, rendah hati, dan mengayomi.

Oleh karena itu, kata Suhendra, kepergian Ibu Noto bukan hanya merupakan kehilangan bagi Presiden Jokowi dan keluarganya, melainkan juga bagi bangsa ini.

CEO Hadikuntono Institute itu menyampaikan ikut berbela sungkawa atas wafatnya Ibu Noto dan mendoakan almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

"Kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya almarhumah Ibu Hj Noto, ibunda dari Bapak Presiden Jokowi. Semoga husnul khatimah dan mendapat tempat sebaik-baiknya di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan iman. Amin," ujar Suhendra.

Perihal sakit yang diderita Ibu Noto, yakni kanker, Suhendra menegaskan bahwa mendiang memang menderita kanker tersebut, dan beberapa kali dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, karena dirinya pernah menjenguk mendiang saat dirawat.

"Semoga kita semua, terutama kaum wanita Indonesia dapat meneladani sifat-sifat mulia beliau seperti sabar, rendah hati, dan mengayomi," katanya.

Hj Sudjiatmi Notomihardjo, ibunda dari Presiden RI Joko Widodo wafat pada Rabu (25/3) sore di RS Slamet Riyadi, Solo, dan dimakamkan di makam keluarga di Mundu, Gadingrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis siang.

Baca juga: Warga Bogor doakan Jokowi tabah dan sabar

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020