Posko aju ibarat mata dan telinga saya di lapangan. Dengan laporan-laporan langsung dari posko aju, saya bisa cepat mengambil keputusan dan melakukan langkah terbaik untuk perlindungan WNI di Kota Daegu secara maksimal
Jakarta (ANTARA) - Posko aju KBRI Seoul yang didirikan di Kota Daegu, Korea Selatan, telah menyelesaikan misi perlindungan bagi 1.400 WNI dalam menanggapi wabah virus corona tipe baru atau COVID-19.

Pendirian posko sejak 27 Februari lalu merupakan langkah yang diambil KBRI Seoul untuk menyikapi situasi darurat ketika Kota Daegu menjadi pusat ledakan penyebaran wabah COVID-19 di Korea Selatan.

“Posko aju ibarat mata dan telinga saya di lapangan. Dengan laporan-laporan langsung dari posko aju, saya bisa cepat mengambil keputusan dan melakukan langkah terbaik untuk perlindungan WNI di Kota Daegu secara maksimal,” kata Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi melalui keterangan tertulis, Kamis.

Sekitar 70 persen dari kasus positif COVID-19 di Korea Selatan berada di Kota Daegu, yang telah ditetapkan sebagai special care zone oleh Pemerintah Korea Selatan.

Lokasi posko aju yang berada di zona aman, sekitar 50 kilometer dari pusat Kota Daegu, telah memudahkan KBRI Seoul dalam melakukan koordinasi dengan otoritas pemerintah setempat, pemetaan WNI, dan koordinasi dengan simpul-simpul WNI di Daegu dan sekitarnya, serta penyampaian segera berbagai bentuk bantuan yang diperlukan.

Baca juga: Korsel perketat pemeriksaan kedatangan pelancong dari AS
Baca juga: Kasus baru COVID-19 di Korsel menurun


Dalam kondisi kelangkaan masker di Korea Selatan selama dua minggu pertama bulan Maret, posko aju telah mampu membagikan ribuan masker gratis kepada WNI di Daegu dan sekitarnya.

Setelah bertugas selama 28 hari, KBRI Seoul memutuskan untuk menutup posko aju pada 26 Maret 2020.

“Misi utama posko aju sudah tercapai dan situasi di Kota Daegu sudah mulai pulih,” kata Umar Hadi.

Sejak 13 Maret 2020, jumlah penambahan kasus baru sudah sangat melambat dan bahkan sudah lebih sedikit dari jumlah penambahan pasien yang sembuh.

Kelangkaan masker sudah mulai teratasi dengan berbagai kebijakan baru pemerintah Korea Selatan yang mengatur produksi dan distribusi masker.

Kehidupan masyarakat di kota Daegu dan sekitarnya berangsur-angsur normal kembali.

Menurut Dubes Umar, kondisi umum WNI di Kota Daegu dan sekitarnya  aman. Para mahasiswa Indonesia sebagian besar sudah memulai perkuliahan secara daring dan mendapat perhatian yang cukup dari universitas masing-masing.

Melalui organisasi kemahasiswaan Perpika dan koordinator di kampus-kampus, KBRI Seoul terus menjalin komunikasi baik dengan telepon maupun grup Whatsapp.

Para pekerja migran Indonesia umumnya tetap bekerja dan mendapat perhatian cukup dari perusahaan atau pabrik masing-masing. KBRI Seoul pun terus memberikan perhatian baik secara langsung ke pabrik-pabrik maupun melalui mitra-mitra KBRI, masjid dan mushola Indonesia, serta berbagai organisasi kemasyarakatan dan paguyuban kedaerahan.

Tim II posko aju KBRI Seoul menyerahkan bantuan logistik pencegahan COVID-19 kepada pekerja migran Indonesia yang bekerja di sektor perikanan di wilayah Uljin, Provinsi Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan, pada 23 Maret 2020. (KBRI Seoul)
 

Secara umum, Korea Selatan dianggap telah berhasil mengatasi ledakan wabah COVID-19 di Kota Daegu dan melandaikan kurva penyebaran di seluruh negeri.

Namun demikian, tingkat kewaspadaan tetap pada level tertinggi (red alert) terutama terkait dengan gelombang kedua masuknya kasus-kasus baru dari luar negeri dan penyebaran di beberapa klaster kecil terutama di Kota Seoul dan Provinsi Gyeonggi.

Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan terus menyerukan pembatasan kegiatan masyarakat bagi warganya serta memperketat prosedur karantina bagi pendatang dari negara lain di Bandara Internasional Incheon.

“KBRI Seoul selalu menyeru kepada WNI di Korea Selatan agar tetap tenang dan terus waspada, jaga kesehatan, patuhi imbauan otoritas pemerintah setempat, cepat hubungi KBRI ketika memerlukan bantuan, serta menjaga kekompakan dan solidaritas antarsesama warga Indonesia,” kata Dubes Umar.

Tim II posko aju, yang terdiri dari Asisten Atase Pertahanan Mayor Laut (P) Khoirul Hadi Prayitno dengan anggota Rizqi Adri Muhammad, Komang Harry Dharma Yudha, Miftahul Iman Edison, yang telah bertugas sejak 12 Maret 2020, kembali ke Seoul pada Kamis dan akan menjalani masa karantina mandiri selama 14 hari.

Sedangkan tim I posko aju, yang terdiri dari Atase Pertahanan Kolonel Pnb Imam Subekti, dengan anggota Riza Hera Wardhana, Puji Basuki, Heru Wibowo, Khoirul Anam, dan Bagus Satrya Irawan telah menyelesaikan masa karantina mandiri dan mulai bertugas kembali di KBRI Seoul.

“Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada sepuluh orang petugas posko aju yang telah bekerja keras dengan dedikasi dan disiplin yang sangat tinggi, sehingga misi pelayanan dan perlindungan khusus untuk WNI di kota Daegu dan sekitarnya telah dapat dicapai dengan baik,” kata Dubes Umar.

Dengan selesainya misi posko aju,  pelayanan dan perlindungan WNI di Korea Selatan akan terus dilakukan secara terpusat dari KBRI Seoul. Nomor-nomor telepon hotline untuk WNI yang memerlukan bantuan adalah:

- Hotline KBRI Seoul + 8210 - 5394 - 2546

- Hotline Posko KBRI Seoul + 8210 - 5450 - 2181

Baca juga: Angka kasus harian COVID-19 di Korsel turun jadi 98
Baca juga: Pertama kali, pasien sembuh di Korsel semakin banyak


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020