Nah, yang masih menjadi dilema kami, yaitu mereka yang memakai mobil pribadi atau travel pelat hitam.....
Purwokerto (ANTARA) - Salah seorang pengusaha bus pariwisata di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Andri Latif Nurrosid mengajak para pengusaha bus pariwisata untuk ikut mendukung program pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.

"Kemarin banyak permintaan unit (armada, red.) dari Jakarta. Mulai dari yang kapasitas 15 orang, kapasitas 35 orang, bahkan ada yang kapasitas 50 orang," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.

Menurut dia, permintaan itu kebanyakan dari agen-agen bus antarkota antarprovinsi (AKAP) karena sudah banyak pengusaha bus AKAP reguler yang mengurangi jam pemberangkatan, sehingga mereka berupaya menggandeng bus pariwisata untuk menjemput penumpang di Jakarta guna dibawa pulang ke daerah masing-masing.

Baca juga: Cegah COVID-19, Pemda DIY data setiap penumpang bus

Ia mengatakan pihaknya secara tegas menyatakan menolak permintaan untuk membawa penumpang dari Jakarta maupun kota-kota lainnya yang sudah terpapar COVID-19.

Bahkan, dia juga mengajak pengusaha bus pariwisata lainnya untuk melakukan langkah serupa sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19.

"Nah, yang masih menjadi dilema kami, yaitu mereka yang memakai mobil pribadi atau travel pelat hitam. Kami  sudah gencarkan untuk tidak membawa penumpang dari sana (Jakarta, red.), tetapi banyak sekali oknum yang masih mengambil penumpang di sana," kata pemilik Yudistira Trans itu.

Andri mengatakan pihaknya sudah menghentikan sementara layanan Yudistira Trans untuk kegiatan pariwisata dan sejenisnya sejak 14 Maret 2020 atau selang dua hari setelah ada surat edaran untuk mendukung program pemerintah dalam upaya pencegahan COVID-19.

Oleh karena itu, kata dia, seluruh armada Yudistira Trans hingga saat sekarang tetap berada di garasi.

"Kemarin armada kami memang ada yang keluar garasi, tapi hal itu untuk membantu rekan-rekan kami di lapangan yang masih jaga Posko Pemantauan COVID-19. Kami juga dikawal Polresta Banyumas untuk memberikan bantuan berupa 'hand sanitizer" gratis pada  Sabtu (21/3)," jelasnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi minta Gubernur Jabar stop sementara operasional bus AKDP

Pernyataan Andri untuk tidak membawa penumpang dari Jakarta itu pun dia unggah melalui Facebook dengan akun Alwidana Latif Yudistira pada Sabtu (28/3) malam dan hingga Minggu (29/3) pagi telah disukai oleh 974 orang dan telah ada 400 komentar serta 283 kali dibagikan.

Berikut unggahan Andri di Facebook,

"Mohon maaf untuk semua pihak yg sudah menghubungi kami terkait permintaan unit bus untuk membawa rombongan pulang ke kampung halaman.
Bukan kami menolak rejeki, kami hanya ingin membantu program pemerintah, mengurangi penyebaran virus covid 19 ini.
Lebih baik menunda Rejeki saat ini, daripada kehilangan rejeki selamanya.
Dan untuk rekan - rekan PO yg lain, yg masih membawa rombongan dari jakarta dan kota kota lainnya untuk pulang kampung mohon kesadarannya, hal itu justru akan membawa suasana yg lebih parah, karena bisa menjadi carrier penyebaran Virus covid 19, yg harapannya cepat berakhir bisa jadi malah bertambah parah."


Dalam kesempatan terpisah, Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas Komisaris Polisi Davis Busin Siswara memberikan apresiasi kepada Komunitas Pengusaha Bus Cinta Kamtibmas Banyumas khususnya Yudistira Trans yang telah membantu program pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19"

"Kami galakkan terus imbauan agar masyarakat sadar tentang protokol kesehatan penanganan COVID-19. Kita juga intens mengimbau kepada pihak pengusaha bus untuk ikut bersama-sama mencegah penyebaran virus corona," katanya. 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020