Jakarta (ANTARA) - Awal pekan ini Apple dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menunda rilis iPhone 12, namun sumber yang akrab dengan rantai pasokan Apple memastikan bahwa penundaan itu belum diputuskan.

Bahkan, para pemasok Apple di China sekarang sudah mengoperasikan lagi pabriknya dan justru mengkhawatirkan penundaan rilis iPhone 12.

Reuters mengutip "pejabat senior di salah satu perakit kontrak utama Apple", mengatakan bahwa pesanan Apple untuk Q2 tahun fiskal ini kemungkinan akan turun sekitar 18 persen secara tahun-ke-tahun.

Sumber yang sama menambahkan bahwa peningkatan produksi untuk iPhone 12 telah "ditunda," tetapi rencana rilis selama musim gugur belum berubah.

Baca juga: Pabrik Apple buka, kekhawatiran soal permintaan iPhone muncul

Baca juga: Apple gandeng Gedung Putih buat aplikasi dan situs web "COVID-19"

Baca juga: Apple rancang iPhone 9 Plus


Seorang pejabat senior di salah satu perakit kontrak utama Apple mengatakan pesanan Apple untuk kuartal yang berakhir Maret kemungkinan turun 18 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi untuk ponsel baru yang bekerja dengan jaringan 5G generasi berikutnya telah ditunda, kata orang itu, meskipun masih ada kemungkinan ponsel 5G dapat diluncurkan sesuai jadwal pada musim gugur.

Masalahnya bukanlah kekurangan pasokan atau produksi di China, menurut orang tersebut, melainkan kekhawatiran tentang permintaan untuk ponsel baru.

“Tidak ada yang berbicara tentang kekurangan tenaga kerja atau material (di China) lagi. Sekarang semua orang melihat apakah permintaan dari AS dan Eropa dapat menyesuaikan,” kata orang yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah tersebut.

"Fokusnya sekarang adalah permintaan dari konsumen di AS dan Eropa," jelasnya dikutip Reuters.

Baca juga: Produksi iPhone tertunda akibat "lockdown" di India

Baca juga: Peluncuran iPhone 12 diperkirakan mundur hingga November


Laporan itu juga mengutip salah satu pemasok layar Apple, yang sedang mempertimbangkan menurunkan perkiraan pengiriman mereka sebesar 17 persen, dari 70 juta layar iPhone menjadi 58 juta.

Pemasok lain mengatakan bahwa mereka masih mengikuti panduan yang diberikan oleh Apple sebelum pandemi COVID-19. Namun, ini tidak memperhitungkan potensi permintaan yang lebih rendah.

"Kami diberi perkiraan untuk kuartal ini sebelum pandemi, sekitar sebulan yang lalu," seseorang yang akrab dengan situasi di pemasok sensor mengatakan minggu lalu.

"Dan sekarang kami masih memproduksi sesuai perkiraan yang diberikan kepada kami."

Sejauh ini kami telah mendengar laporan yang saling bertentangan tentang nasib iPhone 12. Tampaknya Apple belum membuat keputusan tentang rilis untuk musim gugur ini.

Baca juga: Apple buka toko pertengahan April

Baca juga: Apple Siri bisa jawab pertanyaan seputar virus corona

Baca juga: Apple, Google, Amazon blokir aplikasi tidak resmi tentang virus corona

Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020