tujuan pemasangan kipas angin yang menyemprotkan desinfektan adalah untuk menanggulangi virus yang ada di pasar tradisional....
Surabaya (ANTARA) - Sejumlah pasar tradisional di Kota Surabaya, Jawa Timur, dipasang kipas penyemprot disinfektan sebagai antisipasi agar tidak terjadi penularan COVID-19.

Direktur Teknik Usaha PD Pasar Surya, Muhibiddin di Surabaya, Senin, mengatakan pihaknya memasang empat unit kipas angin yang menyemprotkan disinfektan di Pasar Keputran Utara dengan rincian tiga unit dipasang di lantai bawah, sedangkan satu unit di lantai atas.

"Kami sesuaikan dengan daya yang terpasang di masing-masing unit. Jika dayanya kurang, kami pindah atau kurangi," katanya.

Muhibiddin mengatakan tujuan pemasangan kipas angin yang menyemprotkan disinfektan adalah untuk menanggulangi virus yang ada di pasar tradisional. Sebuah kipas angin yang diberi desinfektan dapat menyemprotkan sebanyak 40 liter.

Baca juga: Guru Besar : Kandungan disinfektan bilik sterilisasi di Surabaya aman

Apabila kipas menyala terus, lanjut dia, diperkirakan lama semprotan sekitar tiga jam. "Tapi bergantung juga dengan speed (kecepatan kipas)," katanya.

Pemasangan kipas angin yang menyemprotkan disinfektan tak hanya di Pasar Keputran saja. Rencananya, PD Pasar Surya juga akan memasang di pasar tradisional lain yang berada di bawah naungan PD Pasar Surya.

"Di Pasar Tambah Rejo, Kapas Krampung akan kami pasang. Kami koordinasi dengan pemerintah kota. Tapi kami harus siapkan titiknya dahulu. Jadi tidak bisa asal menaruhnya karena di tiap lokasi ada batasan dayanya," kata Muhibiddin.

Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan penyemprotan disinfektan di pasar tradisional bertujuan untuk mengurangi mikroorganisme dan virus.

Menurut dia, langkah lain yang dilakukan pemerintah kota untuk mencegah penyebaran COVID-19 di pasar, yakni dengan mendisiplinkan pedagang supaya mereka mau cuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan.

"Di pasar banyak aktivitas sehingga perlu penyemprotan ini," katanya.

Baca juga: Pemprov Jakarta disinfeksi permukiman dan jalan gunakan "drone"

Mengenai penutupan pasar sementara, Hebi menegaskan belum akan dilakukan karena belum ada kebijakan dari Pemkot Surabaya. Untuk itu, sebanyak 81 pasar tradisional yang ada di Surabaya tetap buka.

"Khawatirnya, kalau ada penutupan panic buying dan sebagainya. Kita tak menginginkan itu," katanya.

Untuk meminimalisir mikro organisme dan virus, kata dia, di pasar-pasar tradisional akan disemprot disinfektan empat hari sekali dan hal itu terus dilakukan oleh Pemkot Surabaya.




 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020