Kalau kapasitas 100 kamar dan yang terisi hanya 5 kamar, 2 kamar, bahkan banyak hotel kosong pengunjung berarti nol,
Kendari (ANTARA) - Pandemi  COVID-19 yang sudah memasuki pekan ketiga di Indonesia mengancam banyak karyawan hotel di Kendari,  Sulawesi Tenggara, kehilangan pekerjaan, kata Sekretaris Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tenggara Eko Dwisasono.

Ia  mengatakan bisnis properti sektor perhotelan memasuki iklim tidak sehat.

"Tidak ada faktor lain di balik merosotnya hunian hotel, kecuali wabah Virus Corona yang menerpa Indonesia. Mudah-mudahan segera berlalu agar ekonomi kita menggeliat kembali," kata Eko di Kendari, Senin.

Baca juga: Dampak COVID-19, hunian hotel di Palembang anjlok

Akibatnya, hunian hotel di Kota Kendari terjun bebas yang berimplikasi pada penurunan pendapatan.

"Kalau kapasitas 100 kamar dan yang terisi hanya 5 kamar, 2 kamar, bahkan banyak hotel kosong pengunjung berarti nol," kata Eko Dwisasono.
Ketua PHRI Sultra Hugua (kanan) Sekretaris Umum PHRI Sultra Eko Dwisasono (Foto:sarjono/ANTARA)


Data PHRI Sultra menyebutkan hotel bintang dan non bintang di Kota Kendari sebanyak 130, terdiri dari hotel bintang 30 dan 100-an hotel non bintang.

Dari jumlah tersebut, kata Eko yang juga pemilik Hotel Cendana tersedia 3.100 kamar dan 6.000 tempat tidur. Sedangkan karyawan yang menggantungkan hidup dari bisnis properti tersebut sekitar 2.000 orang.

"Kemerosotan hunian hotel sudah dipastikan penyebabnya wabah virus corona. Mudah-mudahan segera berlalu agar ekonomi kita menggeliat kembali," katanya.

Baca juga: PHRI Sumut minta keringanan pembayaran semua kewajiban pascaCOVID-19

GM Hotel Zahra Kendari Mahmud mengatakan industri perhotelan luluh lantak karena wabah virus corona.

"Kami tidak bisa banyak cerita. Bisnis perhotelan sakarat. Tidak ada vaksin bagi dunia perhotelan, kecuali berbuat konkret mencegah dan membasmi virus corona," kata Mahmud.

Hal yang tidak dapat dihindari jika badai corona tidak segera berlalu adalah ledakan pengangguran yang dapat berimplikasi pada krisis ekonomi serta kerawanan sosial, katanya





Pewarta: Sarjono
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020