Semarang (ANTARA News) - Seniman asal Yogyakarta, Butet Kertarejasa mengampanyekan gerakan anti-korupsi lewat film berjudul "Transparan Sepanjang Jalan" yang diputar di hadapan puluhan masyarakat di Balai Desa Plalangan, Kecamatan Gunungpati Semarang, Jumat (24/5) malam.

Butet mengatakan, film "Transparan Sepanjang Jalan" mengandung pesan bahwa peran aktif masyarakat untuk mengawasi jalannya pembangunan sangat dibutuhkan.

"Masyarakat nantinya tidak hanya diposisikan sebagai penonton, masyarakat harus ikut mengawasi pembangunan, untuk meminimalisir terjadinya korupsi," kata pemeran bupati dalam film tersebut.

Salah satu cuplikan dari adegan film tersebut, menceritakan sang bupati (Butet) yang sempat malu saat meresmikan sebuah sekolah dasar (SD), lantaran bangku sekolah yang baru diresmikannya itu patah ketika diduduki olehnya.

Hal tersebut disebabkan anggaran yang dialokasikan untuk pengadaan barang dan jasa di bidang pendidikan untuk SD tersebut tidak digunakan dengan semestinya, sehingga bahan baku bangku sekolah adalah kayu kualitas rendah.

Ia mengatakan, pemutaran film berdurasi sekitar satu jam yang disutradarai oleh putranya, Gilang tersebut sengaja dilakukan di lokasi pedesaan, seperti di Desa Plalangan Gunungpati, sebab masyarakat pedesaan juga perlu belajar banyak tentang upaya pemberantasan korupsi.

"Film tidak bisa langsung mengubah keadaan dan korupsi juga tidak mungkin langsung hilang hanya dengan pemutaran film anti korupsi seperti ini," katanya.

Namun, ia mengatakan, film merupakan sebuah media pembelajaran bagi masyarakat, lewat film diharapkan masyarakat dapat menyadari tentang pentingnya pengawasan terhadap segala kebijakan pemerintah untuk menekan peluang korupsi.

"Misalnya, penonton tadi hanya berjumlah 50 orang, kemudian mereka menyampaikannya kepada orang lain, tentunya akan lebih banyak masyarakat yang akhirnya menjadi sadar," katanya.

Film menurut dia hanya salah satu media pembelajaran untuk menyadarkan masyarakat.

"Kebetulan, saat ini saya menyuguhkannya melalui film, namun pada kesempatan lain, saya bisa menyuguhkannya dalam pentas teater," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009