Kembali digemari
Kritikus Ekky Iman Jaya, pada ANTARA belum lama ini mengatakan kembali digemarinya film-film era 80-an terutama film B menjadikan film-film itu kultus, cult. Syaratnya, film memiliki penggemar fanatik untuk merayakan film itu berkali-kali, menonton berulang-ulang, dan mengambil kutipan-kutipan dari film tersebut.

Dia menilai film-film 80-an itu "so bad it's good" atau sangking buruknya jadi terlihat keren. Meski penonton sadar film-film tersebut kualitasnya tidak baik, tetapi tetap mengandung nilai estetika tersendiri. 

Meski demikian, dia tak memungkiri memang ada penonton yang memilih film-film itu hanya untuk mencari hiburan semata.

"Memang ada yang menonton hanya untuk menetertawakaan tetapi itu pun mereka masih terpesona dengan film tersebut," kata Ekky.

Selain itu menonton film B bagi generasi muda juga menjadi subkultur dan menjadi bagian dari identitas diri. Mereka bangga bisa menikmati film-film yang aneh dan eksklusif.

Sementara itu bagi angkatan yang tumbuh dan besar dengan film-film di era 80-an, memutar kembali film jenis ini adalah bentuk kerinduan pada masa lalu. Sama halnya dengan kembali lakunya piringan hitam atau gaya bermusik lama yang diperbincangkan lagi.

Pengamat film Ivan Makhsara mengamati kesukaan anak muda terhadap film B dipancing oleh kultur meme yang ramai di media sosial. Menurut dia film-film yang ditonton oleh generasi ini adalah film-film pendek yang dibuat pada zaman sekarang.

"Misalnya kita tonton iklan-iklan Dimas Djay yang absurd, itu konsepnya film B. Tapi yang memakai konsep iklan itu merek-merek terkemuka. Jadi ya kalau pun sekarang banyak orang yang menonton film B itu karena didorong oleh kultur meme," kata dia.

Menurut Ivan menikmati Film B itu sangat sederhana, yaitu dengan menonton filmnya dan tidak menanggapi film tersebut secara serius.

"Ya ditonton dan jangan dianggap serius, kecuali memang serius menyukai hal semacam ini. Kan ada juga orang yang memang sukanya hal-hal absurd, kata dia. Filmnya juga enggak serius kok, ngapain kita serius, haha," kata dia.

Baca juga: 10 film besar Indonesia yang tak tembus 1 juta penonton

Baca juga: Jelang Hari Film, ini enam bintang muda paling bersinar

Baca juga: Lebih asyik mana, bikin film anggaran besar atau produksi lama?

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020