Tokyo (ANTARA) - Infeksi virus corona di Jepang mencapai 2.000 kasus pada Selasa, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data kementerian dan laporan media.

Di suatu pusat pelayanan orang-orang dengan disabilitas di Prefektur Chiba di timur Tokyo, ditemukan tujuh kasus infeksi corona pada Selasa, sehingga totalnya menjadi 93, seperti dilaporkan Kyodo News.

Menurut laporan kantor berita Kyodo dan penyiar publik NHK, lebih banyak kasus infeksi corona baru (COVID-19) ditemukan di tempat lain seperti di prefektur Ehime, Fukui, Kagawa, dan Tokushima.

Selain itu, infeksi corona juga menjangkiti sejumlah dokter dan perawat di rumah sakit penelitian kanker Tokyo.

Dengan angka kasus COVID-19 yang semakin tinggi di Jepang, perdana menteri dan wakil perdana menteri Jepang tidak akan menghadiri pertemuan yang sama sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi virus corona, kata seorang juru bicara pemerintah pada Selasa.

"Perdana Menteri (Shinzo) Abe mengatakan kepada anggota kabinet pagi ini bahwa Wakil Perdana Menteri Taro Aso tidak akan bergabung dalam pertemuan yang dia hadiri," kata Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Akihiro Nishimura.

Jika PM Abe jatuh sakit dan tidak berdaya, Aso akan menjadi pemimpin negara berikutnya.

Sumber: Reuters  

Baca juga: Jepang dirikan markas pengendalian corona dan umumkan situasi darurat

Baca juga: Olimpiade ditunda, Jepang tanyakan siapa yang bayar biaya penangguhan

Baca juga: Tokyo jadi episentrum epidemi virus corona di Jepang


 

Menlu percayakan RS di Jepang rawat optimal WNI terinfeksi corona

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020