Bengaluru, India (ANTARA) - Visa Inc mengatakan pada hari Senin bahwa volume transaksi telah terpukul akibat pandemi virus corona yang menimbulkan "malapetaka" pada belanja konsumen.

Oleh karena itu, Visa Inc memperkirakan persentase pertumbuhan pendapatan satu digit untuk kuartal kedua.

"Karena negara-negara telah memberlakukan perintah pembatasan jarak fisik sosial dan karantina wilayah, pengeluaran domestik, terutama untuk perjalanan, restoran, hiburan dan bahan bakar, telah menurun tajam dari minggu ke minggu," kata jaringan pembayaran terbesar di dunia itu dalam suatu pernyataan.

Perusahaan itu mengatakan volume transaksi turun pada paruh kedua Maret dan telah terjadi penurunan cepat dalam pengeluaran terkait perjalanan lintas batas.

Virus corona telah menjungkirbalikkan industri ritel karena para pembeli memilih tinggal di rumah untuk menghindari penyakit yang sangat menular itu dan toko-toko tetap tutup.

Mastercard Inc, American Express, dan PayPal Holdings Inc juga telah memperingatkan adanya perlambatan pertumbuhan pendapatan karena wabah COVID-19.

Visa, yang melaporkan penurunan 4 persen pada bulan Maret hingga saat ini dalam volume pembayaran AS dari tahun sebelumnya, mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan biaya operasional tinggi sementara pertumbuhan pendapatan per saham rendah.

Para analis memperkirakan pendapatan 5,83 miliar dolar AS dan laba per saham 1,36 dolar AS pada kuartal kedua yang berakhir 31 Maret, menurut data Refinitiv IBES.

Awal bulan ini, Visa sudah memperingatkan bahwa pertumbuhan pendapatan kuartal kedua akan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Sumber : Reuters

Baca juga: Bank Dunia rekomendasikan 6 langkah atasi dampak ekonomi akibat Corona

Baca juga: Permasalahan ekonomi dampak COVID-19 perlu diatasi dengan jeli

Baca juga: Jokowi minta kepala daerah hitung dampak sosial ekonomi COVID-19

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020