Secara umum, investor berpandangan positif kepada Indonesia. Kepanikan kemarin terjadi karena kepanikan global
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia menilai investor masih berpandangan positif kepada perekonomian Indonesia meski sempat terjadi gejolak di pasar keuangan karena kekhawatiran atas penyebaran Virus Corona jenis baru atau COVID-19 yang makin meluas.

"Secara umum, investor berpandangan positif kepada Indonesia. Kepanikan kemarin terjadi karena kepanikan global," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers melalui streaming di Jakarta, Selasa.

Perry mengatakan kepanikan global tersebut sempat membuat modal asing keluar dari Indonesia sejak awal Maret dan berdampak pada perlemahan IHSG maupun nilai tukar rupiah.

Namun, kekhawatiran tersebut mulai mereda setelah negara-negara besar seperti AS dan Jerman berkomitmen untuk mengucurkan stimulus dalam jumlah besar.

Baca juga: BI: Stimulus di negara maju redam kepanikan pasar keuangan global

Perry menambahkan saat ini aliran modal mulai masuk ke Indonesia yang ditandai dengan penyerapan dana dari lelang Surat Utang Negara (SUN) terjadwal pada Selasa sebesar Rp22,5 triliun.

"Outflow mulai mereda, bahkan mulai terjadi inflow dari lelang SBN Rp22,5 triliun, lebih tinggi dari target Rp15 triliun, melalui penawaran Rp35 triliun," ujarnya.

Bank Indonesia, kata dia, terus berupaya memantau kondisi global serta membuat langkah-langkah pencegahan seperti stabilisasi nilai tukar, injeksi likuiditas, maupun relaksasi ketentuan.

Selain itu, ia memastikan langkah-langkah koordinasi antara pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maupun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus dilakukan untuk mengantisipasi kondisi global.

"Saat kondisi mulai reda, kita tetap waspada, karena perkembangan saat ini bisa lebih cepat dan membutuhkan langkah cepat," ujar Gubernur Bank Indonesia itu.

Baca juga: Gubernur BI bersyukur sepekan terakhir nilai tukar rupiah stabil

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020