Jakarta (ANTARA) - KBRI Brussels memberikan bantuan berupa masker dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) bagi pelajar Indonesia di Belgia, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona tipe baru atau COVID-19 di negara itu.

“Bantuan ini diberikan kepada anggota Persatuan Pelajar Indonesia mengingat masker sangat langka di Belgia,” kata Sekretaris Pertama KBRI Brussels Dara Yusilawati kepada ANTARA, Kamis.

Mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Belgia diperkirakan berjumlah 150-200 orang.

Secara total, jumlah WNI yang tercatat berdomisili di wilayah Belgia dan Luksemburg adalah 2.566 orang dengan 2.472 orang berdomisili di Belgia dan 96 orang di Luksemburg. Mayoritas WNI yang tinggal di kedua negara ini adalah pekerja dan ibu rumah tangga.

Meskipun persediaan masker langka di negara itu, namun Dara memastikan bahwa stok bahan pangan mencukupi dan dapat dibeli dengan mudah di supermarket-supermarket di Belgia.

“Hanya saja ada pembatasan jumlah orang masuk ke supermarket. Jadi masuknya antre agak jauh-jauh. Kalau supermarket sudah penuh, kami harus menunggu,” ujar Dara.

Selain memberikan bantuan masker dan hand sanitizer, KBRI Brussels telah mengambil beberapa langkah antisipasi dalam hal perlindungan WNI antara lain memantau dari dekat perkembangan situasi dan kondisi WNI melalui telepon/Whatsapp/pesan yang langsung dikirim kepada WNI; lurah-lurah yang tersebar di berbagai wilayah; tokoh masyarakat; call center dan hotline KBRI, media sosial KBRI, berbagai kanal komunikasi warga dan PPI; serta konferensi video dengan anggota PPI dan warga secara berkala.

“KBRI juga menelpon atau mengirim pesan teks kepada satu per satu warga untuk memastikan kondisi WNI dan keluarganya,” kata Dara.

Melalui situs resmi maupun media sosial, KBRI terus mengimbau WNI untuk menjaga kesehatan serta mematuhi aturan dan imbauan pemerintah Belgia dan pemerintah Luksemburg.

 



KBRI juga menyediakan informasi yang relevan bagi WNI terkait COVID-19, seperti informasi jalur penerbangan bagi WNI yang ingin kembali ke Indonesia, informasi terkait persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh WNI untuk kembali ke Indonesia seperti asuransi perjalanan dan health certificate.

KBRI Brussels bahkan mempersiapkan penampungan bagi WNI yang stranded atau yang membutuhkan tempat tinggal sementara.

“Kami ikut melakukan pemantauan khusus terhadap para WNI dalam kategori risiko tinggi seperti lansia dan WNI yang bekerja di bidang layanan kesehatan,” tutur Dara.

Kementerian Kesehatan Federal Belgia telah mengkonfirmasi bahwa per 1 April 2020 di Belgia terdapat 13.694 kasus positif COVID-19 dengan 828 korban meninggal dunia.

Sebagian besar kasus COVID-19 berada di wilayah Flanders dengan 8.219 pasien, 1.580 kasus di Brussels, dan 3.909 kasus di wilayah Walonie dan 135 orang tidak diketahui lokasinya. Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dan kembali dari rumah sakit sebanyak 2.131 orang, sedangkan jumlah pasien dalam perawatan tercatat 4.995 pasien.

Termasuk diantara pasien positif COVID-19 adalah seorang WNI yang kondisinya stabil dan tengah menjalani karantina mandiri di rumah.

Sebelumnya pada 27 Maret 2020, Perdana Menteri Belgia Sophie Willmes telah mengumumkan perpanjangan karantina wilayah (lockdown) hingga 19 April 2020.

Berdasarkan pengamatan KBRI, masyarakat Belgia mematuhi pengaturan tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah penderita COVID-19 dan juga ancaman denda yang cukup besar bagi pelanggarnya.

Sementara di Luksemburg, tercatat 2.178 orang warga terdeteksi positif COVID-19 dengan 23 korban meninggal dunia per 31 Maret 2020.

Baca juga: Seorang WNI di Belgia terinfeksi COVID-19
Baca juga: WNI di Belgia-Luksemburg diimbau untuk waspada
 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020