Kudus (ANTARA News) - Sedikitnya 1,7 ribu rumah warga di sejumah kecamatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tergenang banjir akibat meluapnya sejumlah sungai di kota itu setelah hujan deras mengguyur dua hari terakhir. Menurut Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglimas) Kudus, Ali Rifai, Rabu, ribuan rumah yang tergenang banjir itu berada di lima kecamatan, Kecamatan Jati 561 rumah, Mejobo 500 rumah, Undaan 240 rumah, Kaliwungu 300 rumah, dan Jekulo 100 rumah penduduk. Tinggi genangan di masing-masing kecamatan berbeda-berbeda antara 20 centimeter hingga 1 meter. Sejumlah warga yang rumahnya tergenang disarankan untuk segera mengungsi ke sejumlah tempat penampungan sementara yang disediakan pejabat pemerintah setempat. "Saat ini yang bersedia mengungsi ke tempat pengungsian sementara di terminal cargo baru warga dari Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati saja ke ," ujarnya. Sementara 200 kepala keluarga dari Desa Setro, Kalangan, dan Karangturi masih enggan mengungsi, meskipun ketinggian genangan di daerah dataran rendah tersebut semakin tinggi. Sementara itu, di tempat pengungsian terminal cargo di Kecamatan Jati, ratusan warga mulai mengungsi ke tempat tersebut sejak siang hari, setelah ketinggian genangan di Desa Jati Wetan, terutama di Dukuh Tanggulangin dan Gendok meningkat. Damuji, warga Dukuh Tanggulangin mengungkapkan, ketinggian genangan di dalam rumahnya mencapai 70 centimeter. Sedangkan di halaman ketinggian air mencapai 1 meter. Untuk itu, Rabu (14/1) siang sekitar pukul 13.00 WIB, istri dan dua anaknya diungsikan ke terminal cargo, sebagai tempat tinggal sementara. Pernyataan senada juga diungkapkan sejumlah pengungsi lainnya, mengatakan, ketinggian air di dalam rumah semakin tinggi, dan perubahannya dalam hitungan jam. "Lebih baik mengungsi, karena saya sedang sakit dan susah berjalan sendiri," ungkap Sukinah (60), warga dari Dukuh Tanggulangin. Ia mengatakan, ketinggian air di dalam rumahnya masih sekitar 30 centimeter, namun untuk memudahkan evakuasi pihaknya memilih mengungsi terlebih dahulu sebelum genangan di sekitar rumahnya meninggi. Tempat pengungsian terminal cargo yang mampu menampung ribuan pengungsi tersebut, didominasi ibu-ibu dan anak-anak. Sedangkan kaum pria dewasa lainnya lebih memilih bertahan untuk menjaga keamanan rumahnya. Camat Jati, Hendro Martoyo, membenarkan pengungsi lebih didominasi kaum ibu-ibu dan anak-anak. Meski demikian, jumlah pengungsi sementara mencapai 280 pengungsi dari Dukuh Tanggulangin dan Dukuh Derok. Jumlah pengungsi tersebut diprediksi akan bertambah jika ketinggian genangan juga bertambah. Terlebih lagi, jumlah rumah warga yang terendam air mencapai 561 rumah atau setara dengan 803 kepala keluarga (KK). Desa Jati Wetan merupakan daerah langganan banjir, sehingga pemerintah menyediakan dua buah pompa penyedot air untuk dibuang ke Sungai Wulan. Hanya saja, kapasitas pompa yang terlalu kecil dibadingkan dengan jumlah air yang ada mengakibatkan genangan kembali terjadi. Hendro mengaku, sudah mengusulkan penambahan pompa penyedot air untuk menghindari genangan di Desa Jati Wetan. Semakin bertambahnya warga yang mengungsi, sejumlah pihak mulai memberikan sumbangan makanan berupa roti dan mi instan. Sedangkan sumbangan dari Pemkab Kudus berupa mi instan sebanyak 400 dus dan roti 500 dos. "Bantuan tersebut, dapat bertambah sesuai dengan jumlah pengungsinya," ungkap Hendro. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009