Penyemprotan disinfektan rutin dilakukan sejak tanggal 15 Maret 2020, seminggu dua kali setiap hari Rabu dan MingguJakarta (ANTARA) - Warga RT 05 RW 15 Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan memanfaatkan kipas angin uap (Misty fan) milik masjid untuk dijadikan alat penyemprot disinfektan 'mobile'.
Ketua RT 05 Heru Setiawan Putra (47) saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis, mengatakan kipas angin uap tersebut tadinya digunakan sebagai bilik disinfektan untuk warga yang keluar masuk pemukiman.
"Karena tidak direkomendasikan oleh pakar kesehatan untuk menyemprot tubuh manusia, kita gunakan untuk menyemprot keliling rumah-rumah warga," kata Heru.
Ia menjelaskan, kipas angin uap berisi cairan disinfektan tersebut dioperasikan menggunakan jaringan listrik, lalu dibawa berkeliling pemukiman warga RT 05 dan sebagian RT 04 untuk menyemprot jalan dan perkarangan rumah.
Kipas angin yang digunakan merupakan peralatan yang dimiliki Masjid Umar Ibnu Abdul Aziz yang terletak di RT 05.
"Selain ketua RT, saya juga Ketua DKM, jadi atas izin warga saya coba manfaatkan perangkat dan peralatan yang ada," kata Heru.
Penyemprotan disinfektan rutin dilakukan sejak tanggal 15 Maret 2020, seminggu dua kali setiap hari Rabu dan Minggu.
Menurut Heru, penyemprotan ini dilakukan atas permintaan warga yang khawatir di pemukiman mereka menyebar Virus Corona jenis baru penyebab COVID-19.
Terlebih, lanjut Heru, tersiar kabar ada warga yang positif COVID-19 di RW 12 yang membuat warga RT 05 was-was dan meningkatkan kewaspadaan.
"Selain pakai misty fan, kita juga punya sprayer alat semprot disinfektan ukuran 14 liter," kata Heru.
Alat penyemprotan dan cairan disinfektan dibeli dari swadaya masyarakat. Setiap kali penyemprotan menghabiskan 1,5 sampai 2 liter cairan disinfektan.
Selain mengefektifkan penyemprotan disinfektan, warga RT 05 Menteng Dalam juga menerapkan protokol kesehatan di lingkungan setempat.
Menutup semua akses masuk dan hanya membuka satu akses pintu masuk ke pemukiman warga, menyiagakan pos pantau, setiap warga yang keluar masuk dipantau suhu tubuhnya menggunakan 'thermal gun', dan diharuskan mencuci tangan yang tersedia di pos.
Menariknya lagi, warga memanfaatkan dispenser air galon sebagai tempat mencuci tangan, dilengkapi dengan sabun pencuci tangan.
"Jadi setiap yang mau masuk kita ukur suhu tubuhnya dan cuci tangan," kata Heru.
Baca juga: Ahmad Syaikhu desak jadikan Jabodetabek daerah PSBB cegah COVID-19
Baca juga: Surabaya terapkan pembatasan sosial berskala besar cegah COVID-19
Baca juga: Cegah penularan Corona, 2.000 Napi di Riau hirup udara bebas
Begitu juga dengan pengiriman paket, lanjut Heru, pengantar paket tidak dibolehkan masuk, paket hanya bisa sampai pos pantau, lalu petugas akan mengumumkan ke pada warga melalui pengeras suara dari masjid untuk mengambil paketnya.
Setiap pengambilan paket wajib mencuci tangan terlebih dahulu. Begitu juga dengan kendaraan yang akan masuk ke kepemukiman akan disemprot disinfektan.
"Sudah protapnya begitu, siapa saja yang mau masuk ke pemukiman harus diperiksa, dan kendaraannya kita semprot disinfektan," kata Heru.
Sementara itu, Camat Tebet Dyan Ailangga menyebutkan sudah ada 79 RW di wilayah tersebut menjalankan seruan Gubernur DKI Jakarta tentang perlindungan dan pencegahan penularan pada masyarakat yang memiliki risiko bila terpapar coronavirus disease (COVID-19).
"Kalau di Tebetsemua RW sudah menerima seruan gubernur tersebut dan sudah melakukan langkah-langkah seperti yang diamanahkan dalam seruan itu," kata Dyan.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020