BUMN selama ini kurang fokus mengelola sektor utamanya, gara-gara terlalu banyak anak usaha
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia, Ronny P Sasmita menilai bahwa perampingan jumlah BUMN dapat membuat pelaksanaan bisnis perusahaan pelat merah menjadi lebih fokus.

"BUMN selama ini kurang fokus mengelola sektor utamanya, gara-gara terlalu banyak anak usaha. Jadi dalam kacamata lain, pemangkasan ini juga berarti mengembalikan BUMN-BUMN pada core business utamanya, yang dimandatkan undang-undang," ujar Ronny di Jakarta, Jumat.

Selama ini, menurut dia, banyak BUMN yang melakukan ekspansi namun tidak diikuti dengan analisa jangka panjang, yang pada akhirnya membebani keuangan induk perusahaan.

Di tengah wabah COVID-19, lanjut dia, menjalankan kebijakan untuk merampingkan BUMN memang tidak mudah, maka itu dibutuhkan gotong-royong semua pihak agar BUMN lebih baik ke depannya.

Saat ini, kata dia, penyelesaian dan penanganan COVID-19 sudah menjadi tanggung jawab task force yang dikomandoi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ruang lingkup BUMN dalam hal ini hanya membantu pemerintah.

"Kalau banyak BUMN yang mengalihkan CSR nya ke bantuan alat kesehatan penanggulangan COVID-19, saya pikir itu lumrah, bagian dari partisipasi BUMN. Intinya, Kementerian BUMN punya tugas untuk membuat BUMN berjalan lebih baik, salah satunya dengan rasionalisasi anak-anak usaha BUMN," ucapnya.

Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa pelaksanaan rasionalisasi dan konsolidasi anak usaha BUMN dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan induk.

Baca juga: Erick: Rasionalisasi anak BUMN beri nilai tambah bagi perusahaan induk

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020