Memang dari India ada kendala, karena di sana kondisinya sedang lockdown. Informasi dari pelaku usaha, mereka agak kesulitan...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mempercepat importasi bawang bombai dari sejumlah negara, seperti Selandia Baru, Australia, dan China, agar komoditas tersebut segera mengisi kebutuhan pasar dan harga kembali stabil.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto menjelaskan India juga menjadi negara asal importasi bawang bombai. Namun, proses impor tersebut terkendala karena pemerintah India memberlakukan karantina wilayah (lockdown) sehingga menghambat pengiriman komoditas.

"Memang dari India ada kendala, karena di sana kondisinya sedang lockdown. Informasi dari pelaku usaha, mereka agak kesulitan, sehingga ini yang kita percepat dari Selandia Baru, Australia, dan China, dalam waktu dekat akan tiba di Indonesia," kata Prihasto saat memantau impor bawang bombai di salah satu gudang importir di Kawasan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Bawang bombai impor tiba, Mentan tinjau gudang importir

Prihasto menjelaskan bahwa dalam waktu dekat sebanyak 5.500 ton bawang bombai dari Selandia Baru juga akan tiba di Indonesia secara bertahap mulai pekan ini.

Dalam kesempatan tersebut pula, sebanyak 10 kontainer bawang bombai dengan volume masing-masing kontainer sebanyak 26 ton telah tiba melalui importasi yang dilakukan PT Tunas Maju Mandiri.

Importasi bawang bombai ini merupakan bagian dari Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) yang telah diterbitkan Kementan sebanyak 227.000 ton kepada 43 importir untuk tahun ini.

Prihasto juga meminta agar para pelaku usaha yang sudah mendapatkan RIPH dapat segera merealisasikan impor bawang bombai. Jika RIPH sebanyak 227.000 ton itu direalisasikan, stok bawang bombai cukup memenuhi kebutuhan hingga 1,5 tahun ke depan.

Baca juga: Mentan sebut harga gula dan bawang mahal karena "panic buying"

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020