Para santri tersebut di "screening" terlebih dahulu oleh tim medis yang ada di terminal dan setelah itu baru diberangkatkan ke lokasi Badan Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tanjabbar
Jambi (ANTARA) - Sebanyak 150 santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur yang merupakan anak anak asal Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar saat tiba di Terminal Alam Barajo, Kota Jambi langsung menjalani "screening" kesehatan oleh tim medis, pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 WIB.

Juru bicara Penanganan COVID-19 Tanjabbar Taharrudin melalui penjelasan di Jambi mengatakan para santri tersebut di "screening" terlebih dahulu oleh tim medis yang ada di terminal dan setelah itu baru diberangkatkan ke lokasi Badan Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tanjabbar.

Sekitar pukul 20,00 WIB ada empat bus baru sampai di terminal dan langsung dilakukan "screening" oleh tim medis setempat. Setelah itu, baru para santri tersebut bertolak lagi ke Tanjabbar malam ini dengan menggunakan bus.

"Diperkirakan  mereka akan sampai di BLK Kuala Tungkal pada malam nanti dan akan diinapkan di BLK. Pada Sabtu (4/4) pagi baru dilakulan lagi 'screening' tes lagi oleh tim medis Kabupaten Tanjabbar sebelum mereka dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang ke daerah masing-masing," kata Taharuddin.

Pihaknya juga telah menyediakan fasilitas di BLK yang berada di Kecamatan Bertara, Tanjabar.

"Tim Gugus Tugas telah menyediakan tempat dan makan minum untuk para santri sampai dengan dilakukannya tes 'screening' terakhir di Tanjabbar," kata Taharuddin.

Ratusan santri asal Tanjabbar yang selama ini belajar di Ponpes Lirboyo, Kediri Jawa Timur tersebut diberangkatkan dari Kediri pada Rabu (1/4).

Seharusnya para santri akan tiba pada Jumat (3/4) pagi, namun karena banyaknya hambatan di jalan membuat para santri baru tiba malam ini di Kota Jambi.

Baca juga: Kapolda-Forkopimda Jambi tinjau pos gugus tugas COVID-19

Baca juga: 2.000 masker disalurkan ACT untuk RS Bhayangkara Jambi

Baca juga: Wisma PKK Batanghari disiapkan untuk ruang isolasi tambahan pasien



 

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020