Saya ingin katakan saya tidak akan membuat visi-misi
Jakarta (ANTARA) - DPRD DKI Jakarta telah mengesahkan nama Ahmad Riza Patria sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih masa sisa jabatan periode 2017- 2022 dengan total perolehan 81 suara dari 100 orang anggota DPRD DKI Jakarta.

Ia mengalahkan Nurmansjah Lubis dari Fraksi PKS yang hanya mendapatkan 17 suara dalam pemilihan Cawagub DKI Jakarta di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat itu.

Mayoritas anggota dewan menyambut antusias hasil pemilihan Wakil Gubernur DKI yang prosesnya berjalan hampir dua tahun usai Sandiaga Uno memutuskan melenggang meninggalkan Balai Kota Jakarta.

Riza Patria pernah mengaku dirinya tidak memiliki ambisi menjadi orang nomor dua atau DKI2 di jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Namanya bisa muncul menjadi Cawagub Jakarta usai diusung partainya yang berlambang Garuda itu.

Baca juga: DPRD DKI tetapkan Ahmad Riza Patria jadi Cawagub DKI terpilih

"Karena kami menjaga komitmen Pak Prabowo untuk menyerahkan kursi wagub ke PKS. Namun, wagub sebelumnya dari Gerindra, Bang Sandi. Lalu ada surat dari PKS agar cawagub bisa segera diusulkan kembali satu dari PKS dan non PKS. Lalu dari Gerindra dimunculkan empat nama salah satunya saya. Saya tidak bisa nolak. Itu salah satu kelemahan saya," ujar Riza pada saat namanya diajukan menjadi Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Bukan hanya saat ini, Riza pernah dicalonkan sebagai Wakil Gubernur DKI. Pada Pilkada DKI Jakarta 2012 ia pernah mendampingi Hendardji Soepandji di putaran pertama, namun kedua pasangan itu harus kalah dalam perhelatan pemilihan kepala daerah untuk memimpin Ibu Kota Jakarta.

Meski sempat gagal menjadi Cawagub, pria yang lahir di Banjarmasin pada 17 Desember 1969 itu meneruskan karir politiknya di Dewan Perwakilan Rakyat mewakili DKI Jakarta, tentu tetap bersama Gerindra sebagai partai pengusungnya.

Karirnya sebagai Politikus Senayan cukup gemilang, ia menjabat dua anggota perwakilan rakyat selama dua periode yaitu tahun 2014-2019 dan 2019-2024.

Karir politik gemilangnya itu tidak lepas dari kontribusinya yang aktif sejak muda menjadi aktivis di berbagai organisasi seperti KAHMI dan KNPI.

Selama dua periode 1999-2002 dan 2002-2005, Riza dikenal sebagai Ketua DPD KNPI DKI Jakarta.

Riza juga tercatat sebagai Ketua Umum DPN Garda Muda Merah Putih (GMMP), dan Komandan Nasional Menwa Indonesia, pengurus DPP GEMA MKGR, Wasekjen KAHMI DKI Jakarta, Wakil Kepala Humas PBSI, Director IRInYI for Young MDGs (International Relationship of Indonesian Youth Institute for Young Millenium Development Goals), Sekjen DPP Persatuan Anak Guru Indonesia (PAGI), Anggota Indonesian Council of World Affair (ICWA), dan berbagai organisasi lainnya.

Riza nampaknya gemar mengikuti organisasi-organisasi karena sifatnya yang selalu ingin membantu orang lain.

Ia pun mengaku bahwa dirinya adalah tipe orang yang sulit menolak dan sangat menghargai pimpinan.

"Di manapun saya berada, saya sangat menghargai pimpinan. Di partai saya tidak pernah minta apa-apa, tapi selalu diamanahi jadi ketua DPP, ketua fraksi MPR, jubir dan sebagainya," kata Riza.

Ikuti visi Anies
Selama proses pemilihan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta berjalan, Riza mengaku dirinya tidak memiliki visi-misi ataupun program baru.

Ia mengaku lebih ingin mengikuti program serta visi-misi yang sudah ada dan diciptakan oleh Anies Baswedan selama memimpin Jakarta.

"Saya ingin katakan saya tidak akan membuat visi-misi. Sebab sebagai Wagub pergantian antarwaktu (PAW) hanya tinggal meneruskan visi misi yang telah ditetapkan saat Anies dan Sandiaga masih menjabat yang sudah diputuskan dalam bentuk RPJMD," kata Riza saat melakukan safari politik ke anggota-anggota DPRD DKI pada Februari 2020 lalu.

Dalam penyampaian visi-misi pun Riza tampak mendukung program-program yang sudah ada di antaranya:

1. Meningkatkan realisasi rencana program daya serap anggaran,

2. Memuliakan perempuan Jakarta dengan mendukung inisiasi menyusu dini atau ASI eksklusif,

3. Memberdayakan perempuan Jakarta dengan mendukung sepenuhnya partisipasi perempuan dalam perekonomian,

4. Melindungi perempuan dan anak anak dari praktik pelecehan, kekerasan dan diskriminasi dan perdagangan manusia,

5. Membangun sistem transportasi umum yang terintegrasi dalam bentuk interkoneksi antar moda,

6. Mengatasi kesenjangan Ibu Kota dengan menjadikan Kepulauan Seribu sebagai Kepulauan Pembangunan Mandiri,

7. Mengaktifkan kembali komunitas komunitas di Jakarta melalui kegiatan pengembangan kebudayaan, kesenian, olahraga, PAUD, dan budaya membaca melalui program Taman Maju Bersama,

8. Membangun dan merevitalisi pusat-pusat pengembangan kebudayaan,

9. Menjadikan Jakarta sebagai kota hijau dan kota aman yang ramah,

10. Memperluas cakupan dan memperbaiki kualitas layanan air bersih dengan prioritas pada wilayah-wilayah dengan kualitas air terburuk,

11. Merevitalisasi layanan dokter komunitas, melakukan pelatihan peduli kesehatan diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar,

12. Memberdayakan para pengembang kelas menengah untuk merealisasikan pembangunan kampung susun.

Baca juga: Anies tunggu pelantikan Wagub DKI Jakarta terpilih

Ditetapkannya nama Riza sebagai Wakil Gubernur DKI diharapkan memberi angin segar setelah hampir dua tahun posisi pendamping Anies di pemerintahan absen.

Dengan banyaknya pengalaman di organisasi-organisasi kemanusiaan hingga karir politik Riza diharapkan bisa mengimbangi kinerja Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu.

Memang tak banyak waktu yang tersisa, kinerja dan program-program Pemprov DKI harusnya akan lebih optimal dengan adanya sang wakil pemimpin, mengingat masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Tantangan itu agaknya makin lengkap rasanya dengan pandemi COVID-19 saat ini karena Jakarta adalah salah satu epicentrum wabah itu.

Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020