Operasional Bandara SIM sekarang ini hanya untuk kemanusiaan. Sebab, dari sisi ekonomi, operasi pesawat komersial dari dan ke Bandara SIM tidak menguntungkan
Banda Aceh (ANTARA) - Komandan Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda (Danlanud SIM) Kolonel Pnb Hendro Arief menegaskan operasional Bandara Internasional SIM, Blangbintang, Aceh Besar, tetap beroperasi, namun operasional lebih kepada untuk kemanusiaan.

"Operasional Bandara SIM sekarang ini hanya untuk kemanusiaan. Sebab, dari sisi ekonomi, operasi pesawat komersial dari dan ke Bandara SIM tidak menguntungkan," kata Kolonel Pnb Hendro Arief di Blangbintang, Aceh Besar, Senin.

Saat ini, kata Kolonel Pnb Hendro Arief, jumlah penerbangan di Bandara SIM hanya dilayani lima pesawat per hari sejak merebaknya pandemik COVID-19. Padahal, sebelum adanya wabah virus tersebut, penerbangan di Bandara SIM dilayani 14 hingga 20 pesawat setiap hari.

Baca juga: Antisipasi Covid-19, naik KA Bandara wajib pakai masker
Baca juga: Bandara Sultan Thaha Jambi terapkan operasi minimum
Baca juga: Bandara Minangkabau terapkan pola operasional "slow down"


Hal ini karena jumlah penumpang yang terus merosot. Sebelum pandemik COVID-19, Bandara SIM melayani sekitar 2.800 penumpang per hari. Kini turun hingga 20 persen atau sekitar 400-an penumpang setiap hari.

"Namun dari segi barang, terjadi peningkatan. Dulu, barang yang diangkut sekitar dua ton, kini mencapai empat ton. Barang didominasi alat kesehatan. Jadi, penerbangan ke Aceh sekarang lebih kepada kemanusiaan," kata Kolonel Pnb Hendro Arief.

Perwira menengah TNI Angkatan Udara itu menyebutkan ada kekhawatiran masyarakat penyebaran COVID-19 masuk Aceh melalui Bandara SIM, sehingga bandar udara internasional tersebut diminta ditutup.

Namun begiu, Kolonel Pnb Hendro Arief menyebutkan mobilitas masyarakat dari dan ke Aceh tidak hanya melalui Bandara SIM, tetapi juga melalui bandara lainnya di Aceh, seperti di Nagan Raya, Simeulue, Lhokseumawe, maupun Bener Meriah.

"Selain udara, pergerakan masyarakat dari dan keluar Aceh juga berlangsung melalui jalur laut dan darat. Dengan kondisi penumpang sekarang, tanpa diminta tutup, bandara dengan sendirinya tutup juga," kata Kolonel Pnb Hendro Arief.

Terkait penyebaran COVID-19 melalui Bandara SIM, Kolonel Pnb Hendro Arief menegaskan angkanya kecil sekali. Dari pasien dalam pengawasan (PDP) di Aceh yang jumlah 49 orang, hanya empat orang yang terdata melalui Bandara SIM.

"Jadi, kekhawatiran tersebut tidak perlu berlebihan. Pengawasan COVID-19 di Bandara SIM sangat ketat. Setiap penumpang dari dan ke Aceh diperiksa sesuai prosedur. Apalagi, sekarang ini tidak ada lagi penerbangan dari luar negeri," kata Kolonel Pnb Hendro Arief.

Baca juga: Penutupan Bandara Wamena diperpanjang 14 hari lagi
Baca juga: Bandara AP II operasikan mesin penyemprot disinfektan untuk bagasi
Baca juga: Babel perpanjang pembatasan penerbangan di dua bandara

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020