Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian memprediksi produksi beras pada masa puncak panen raya yang jatuh pada April 2020 ini mencapai 5,27 juta ton beras dengan luas panen 1,73 juta hektare.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengkonfirmasi panen raya ini berdasarkan pemantauan di 166 kabupaten/kota di 32 provinsi dan didukung oleh data open camera dan video.

"Panen masih akan berlanjut sampai Mei seluas 1,38 juta hektare atau setara 3,81 juta ton beras," kata Suwandi dalam konferensi video bersama media di Jakarta, Selasa.

Suwandi menyebutkan bahwa panen produksi padi masih akan berlanjut sampai Mei, sehingga dipastikan produksi beras surplus atau mencukupi untuk kebutuhan konsumsi beras Nasional sebesar 2,5 juta ton per bulan.

Ada pun menurut data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS, panen padi pada bulan Maret 2020 lalu mencapai luasan 1,1 juta ha dengan produksi 5,6 juta ton gabah kering giling atau setara 3,2 juta ton beras.

Sebelumnya panen raya telah dilaporkan dari sejumlah daerah penghasil beras, antara lain Banten dengan produksi pada bulan Maret mencapai 255.342 ton gabah atau setara dengan 160.202 ton beras. Sementara panen bulan April diperkirakan 384.440 ton gabah atau setara dengan 241.200 ton beras.

Musim panen di Kabupaten Sukabumi pun sudah dimulai sejak bulan Februari 2020 seluas 32.295 ha atau setara beras 126.146 ton. Panen padi di bulan Maret seluas 30.342 ha atau setara beras 97.519 ton dan pada bulan April diperkirakan seluas 10.857 ha atau setara beras 42.407 ton.

Dengan demikian, pada panen raya padi pertama di tahun 2020 ini, Kabupaten Sukabumi menghasilkan sebanyak 73.494 ha atau setara beras 187.065 ton.

Untuk memasarkan produksi dan menjaga stabilisasi harga beras saat panen raya ini, Kementan memperkuat program Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) dengan mendekatkan pada pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat.

Hingga April ini, realisasi penyerapan KUR untuk sektor tanaman pangan mencapai Rp3 triliun dari alokasi tahun 2020 yang diberikan Kementan sebesar Rp4 triliun.

"Realisasi kredit KUR itu, 75 persennya untuk padi dan penggilingan, sehingga para penggilingan punya modal cukup untuk membeli gabah petani dengan harga yang bagus," kata Suwandi.

Selain itu, para pengusaha di penggilingan juga akan menggandeng pasar online, seperti TaniHub untuk membantu memasarkan produksi berasnya ke masyarakat. Kerja sama ini akan diimplementasikan ke dalam nota kesepahaman (MoU) dalam waktu dekat.



Baca juga: Kementan prediksi produksi beras puncak panen capai 5,03 juta ton
Baca juga: Kementan akui karantina wilayah hambat distribusi pangan ke Jakarta
Baca juga: Kementan dorong sawah tadah hujan tingkatkan produktivitas masa panen

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020