Benghazi (ANTARA) - Otoritas yang menguasai Libya timur, Selasa, melaporkan kasus pertama virus corona kendati ada upaya untuk menutup perbatasan dan memberlakukan jam malam guna membatasi interaksi sosial.

Libya mencatat total 20 kasus COVID-19, dengan yang lainnya di daerah barat kekuasaan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui internasional.

PBB bersama lembaga bantuan telah mendesak para pihak bertikai di Libya agar menghentikan pertempuran, namun konflik tersebut justru meningkat dalam dua pekan belakangan. Kondisi itu diperparah dengan serangan terhadap rumah sakit di daerah Tripoli, yang dikendalikan oleh GNA pada Senin.

Baca juga: UNICEF imbau pihak bertikai Libya fokus lawan corona ketimbang perang

Tentara Nasioanl Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar yang bermarkas di timur, yang didukung oleh Uni Emirat Arab, Mesir serta Rusia, sedang berupaya merebut Tripoli selama lebih dari setahun.

Lembaga bantuan seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa Libya dalam kondisi yang buruk untuk membendung wabah besar virus corona karena sebagian besar infrastruktur mereka rusak.

Sumber: Reuters
Baca juga: Otoritas Libya dukungan PBB sita pesawat dari Libya timur
Baca juga: Meski tak ada corona, pemerintah Libya Tripoli nyatakan status darurat

 

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020