Kami berkoordinasi dengan perusahaan tempat WNI bekerja untuk memonitor keadaan mereka di tengah pandemi COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Setidaknya dua perusahaan Indonesia yang beroperasi di Myanmar menerapkan sistem kerja shift demi mencegah para pekerja terpapar virus corona, demikian keterangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon, Rabu.

Saat ini tercatat ada sebanyak 838 warga negara Indonesia (WNI) di Myanmar. Mereka umumnya merupakan pekerja profesional yang tinggal di negara itu bersama dengan keluarga.

"Kami berkoordinasi dengan perusahaan tempat WNI bekerja untuk memonitor keadaan mereka di tengah pandemi COVID-19," kata Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Yangon, Sylvia Masri, ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta.

Perusahaan peternakan unggas asal Indonesia, JAPFA Comfeed Myanmar, menerapkan sistem kerja shift dengan aturan tiga hari bekerja di kantor dan tiga hari bekerja dari rumah bagi para karyawan di kantor pusat.

Baca juga: Anggota staf PBB di Myanmar positif corona
Baca juga: 12 nelayan Myanmar diisolasi di Aceh cegah corona


"Pengaturan tersebut tidak berlaku bagi karyawan yang bertugas di pabrik maupun kandang, karena mereka tinggal di mes di dalam lingkungan pabrik yang telah disterilkan," ujar Sylvia menambahkan.

Sementara perusahaan KALBE International menerapkan sistem shift dengan satu hari bekerja di kantor dan satu hari bekerja dari rumah bagi semua karyawan, baik yang bertugas di kantor pusat maupun di pabrik, ditambah dengan membagikan pembersih tangan, masker, dan multivitamin kepada mereka.

Sebagai langkah antisipasi, KBRI Yangon juga telah menyiapkan fasilitas kesehatan darurat dengan mempergunakan ruangan penginapan (guest house), dan ruang-ruang kelas Sekolah Indonesia Yangon (SIY) dan Indonesian International School Yangon (IISY).

Adapun kegiatan belajar mengajar di SIY dan IISY dihentikan sementara, sesuai dengan imbauan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Yangon pada awal Maret lalu untuk menutup tempat umum, termasuk sekolah, hingga akhir April mendatang.

Fasilitas kesehatan darurat itu disertai pula dengan penyediaan alat-alat kesehatan dan pelindung diri untuk para pegawai KBRI serta penghuni dan pengelola fasilitas kesehatan darurat, seperti masker, sarung tangan, pembersih tangan, dan cairan pembunuh kuman.

Baca juga: Karena corona, Myanmar akan "lockdown" di masa festival Thingyan
Baca juga: Myanmar laporkan kematian pertama corona, lansia penderita kanker

Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020