Jakarta (ANTARA) - Serikat pesepak bola profesional dunia, FIFPro, mengingatkan ancaman kesehatan mental yang membayangi para pengolah kulit bundar di tengah penangguhan kompetisi karena pandemi virus corona.

"Kesehatan mental harus jadi perhatian besar," kata Sekretaris Jenderal FIFPro Jonas Baer-Hoffmann dalam wawancara dengan Reuters, Kamis.

Pasalnya, pesepak bola saat ini menghadapi ketidakpastian kompetisi setelah biasanya bisa menjadi pahlawan kendati harus pergi ke ujung dunia yang lain untuk melakukannya.

Baca juga: Olimpiade ditunda, Michael Phelps ajak atlet jaga kesehatan mental

"Berdasar studi kami beberapa tahun terakhir, ada ancaman kesehatan mental yang lebih besar bagi pesepak bola dibanding orang kebanyakan," ujarnya menambahkan.

"Sebab mereka biasanya berada dalam situasi bertensi tinggi dan kondisi saat ini membuat itu semua lebih buruk," kata Baer-Hoffmann lagi.

Selain tekanan dari ketidakpastian kompetisi, pesepak bola profesional belakangan juga mendapat sorotan lain berupa desakan agar menerima pemotongan gaji yang mulai menjadi gelombang di banyak kompetisi top dan juga terjadi di liga-liga nonpopuler di belahan dunia lainnya.

Baca juga: FIFPro ingatkan banyak pesepak bola yang tak patut gajinya dipotong
Baca juga: Corona buat pesepak bola profesional terancam gelombang PHK


"Ada banyak pemain muda yang sendirian, jauh dari kampung halaman, tanpa dukungan keluarga dan tak sedikit yang cuma punya kontrak berdurasi satu tahun saja," kata Baer-Hoffmann.

"Itu semua menumpuk keresahan yang besar apakah mereka bisa menerima pendapatan setimpal pada akhir musim nanti," ujarnya melengkapi.

Berdasar survei FIFPro 2015, sebanyak 38 persen dari pesepak bola aktif dan 35 persen dari yang sudah pensiun pernah menghadapi depresi berat atau masalah kegelisahan.

Oleh karena itu, FIFPro menyarankan agar pesepak bola aktif untuk tetap terhubung dengan dunia melalui media sosial, menjaga kesehatan tetapi menghindari diri dari banjir informasi mengenai perkembangan COVID-19.

"Hindari membaca berlebihan berita mengenai COVID-19 ataupun informasi terkait di media sosial, itu bisa menambahkan kehawatiran yang tidak perlu," pungkasnya.

Baca juga: FIFPro desak musim dirampungkan ketimbang dibatalkan
Baca juga: Liga Pro Belgia tunda finalisasi penghentian musim 2019/20
Baca juga: Bundesliga bisa jadi liga domestik pertama yang berlanjut

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020