Cukup untuk lima bulan ke depan
Jakarta (ANTARA) - Dalam perang, logistik akan menentukan kekalahan atau kemenangan.

Dalam banyak cerita fiksi, cerita pendek dan novel tentang pertempuran tergambar betapa besar peran logistik. Pun demikian dalam film dan pertunjukkan seni mengenai peperangan.

Untuk dunia nyata, sejarah telah mencatat pertempuran sengit terjadi antara pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Agung ketika melawan pasukan penjajah Belanda di Batavia pada Abad ke-17.

Tak ada yang meragukan kekuatan 10 ribu pasukan dari Mataram ketika itu. Tetapi nasib berkata lain ketika stok dan pasokan logistik justru menjadi titik lemah daya juang.

Bahkan dalam fase perjuangan kedua pun, 14 ribu pasukan Mataram harus menghadapi kendala serius, hanya karena pasokan logistik. Padahal sudah didukung lumbung pangan di Karawang dan Cirebon.

Dari catatan sejarah itu terbukti betapa besar peran logistik dalam peperangan. Logistik yang memadai adalah sumber awal kemenangan dalam pertempuran.

Perang
Kini ratusan negara di dunia sedang berjuang melawan virus corona jenis baru (COVID-19). Korban sudah banyak sekali yang berjatuhan.

Kata "perang" melawan virus corona membahana di berbagai negara. Presiden China Xi Jinping telah menyatakannya saat virus itu mewabah di negerinya.

Dia menyatakan keyakinannya bahwa China akan memenangi perang. Dua pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga meyakinkan rakyatnya bahwa AS akan mampu meraih kemenangan melawan virus itu.

Di Indonesia, kata "perang" juga menjadi slogan kebulatan tekad pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga warga di desa-desa. Aksi-aksi nyata dilakukan di hari-hari ini.

Di DKI Jakarta, perang melawan virus corona telah dilakukan sejak diumumkan ada dua warga Depok (Jawa Barat) dinyatakan terjangkiti virus itu pada 2 Maret 2020.

Jakarta langsung bergerak karena dua pasien itu berdasarkan penelusuran diduga kuat terjangkit di suatu kegiatan yang melibatkan puluhan orang pada malam tanggal 14 Februari 2020.

Sebagai simpul mobilitas orang antarwilayah dan antarnegara, Jakarta sampai kini berada di zona merah. Bahkan menjadi episentrum pandemi global ini di Indonesia.

Data-data harian yang diumumkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menunjukkan tren grafik korban yang terus naik. Padahal berbagai pembatasan aktivitas warga sudah dilakukan sejak tiga pekan lalu.

Babak Baru
Kini penanganannya memasuki babak baru yang akan lebih fokus dan terkoordinasi antarpihak terkait. Mulai Jumat pukul 00.00 WIB dinihari instrumen bernama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB) itu mulai berlaku.

Penetapan PSBB untuk wilayah DKI Jakarta tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/239/2020 tentang Penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19

Penetapan PSBB untuk DKI Jakarta ditandatangani oleh Menkes Terawan Agus Putranto tanggal 7 April 2020. Sejak surat persetujuan itu terbit, dilakukan sosialisasi hingga Kamis.

Selain sosialisasi, Pemerintah Provinsi DKI bersama TNI dan Polri membagikan bantuan sosial bagi warga yang terdampak pembatasan sehingga terganggu kegiatan ekonomi rumah tangganya.

Ini adalah aksi memenuhi logistik bagi warga terdampak agar lebih banyak berada di rumah selama berlangsung PSBB. Dengan lebih banyak di rumah, maka tujuan memutus rantai penyebaran pagebluk ini akan bisa dicapai.

Begitu besar peran warga untuk memenangi peperangan ini. Warga adalah objek yang harus dilindungi dari wabah ini sekaligus sebagai pihak yang ikut menentukan kemenangan.

Jadi, warga DKI Jakarta yang jumlahnya pada 2020 diperkirakan 10,57 juta jiwa juga berperan sebagai pasukan. Pasukan inti dari perang ini adalah tim medis, namun warga juga berperan menentukan kemenangan dengan cara membatasi aktivitas dan lebih banyak diam di rumah.

Itu adalah esensi pembagian bantuan sosial bagi warga kurang mampu dan warga yang terdampak ekonominya akibat PSBB.

Kalau untuk mereka sudah ada bantuan, bagaimana dengan warga lainnya yang tidak termasuk kategori tersebut?

Tentu untuk warga yang tergolong mampu cukup disiapkan kebutuhannya di warung-warung, toko kelontong dan pasar-pasar terdekat. Lebih 100 pasar yang sudah disiapkan.

Di masa pembatasan aktivitas warga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjamin ketersediaan stok kebutuhan pangan. Bahkan warga tidak perlu keluar rumah karena ada ojek yang dikerahkan untuk melayani kebutuhan warga.

Baca juga: Bingkai itu bernama PSBB

Stok Aman
Selama masa PSBB ini, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta meminta masyarakat tidak mengkhawatirkan persediaan pasokan kebutuhan makanan. Selama diberlakukan PSBB, jalur logistik dari luar daerah tidak dibatasi.

"Warga Jakarta tidak perlu khawatir," kata Kepala Dinas KPKP Darjamuni saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Distribusi pangan dari luar Jakarta dan di dalam wilayah DKI Jakarta dijamin oleh pemerintah daerah. Selama PSBB, urusan pangan tidak ada pembatasan dalam pengadaan dan distribusinya.

Dinas KPKP juga sudah berkoordinasi dengan berbagai distributor untuk memastikan pasokan pangan di ibu kota selama dua minggu ke depan atau selama diberlakukan PSBB di Jakarta untuk mendukung kecukupan pangan masyarakat.

Pemprov DKI Jakarta melalui BUMD, Bulog dan para pelaku usaha bkdang pangan telah berkolaborasi untuk mendukung kecukupan pangan bagi warga Jakarta. Terlebih saat pemberlakuan PSBB.

Pasokan beras yang masuk di Jakarta melalui Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan PT Food Station Tjipinang Jaya setiap hari kurang lebih 3.000 ton.

Baca juga: IPDN bagikan 1.700 paket pangan untuk warga kurang mampu di Sumedang
Baca juga: P4S sediakan kebutuhan pangan masyarakat di tengah pandemi COVID-19


Stok Beras yang ada saat ini di Bulog, PT Food Station Tjipinang Jaya dan Pasar Induk Beras Cipinang mencapai 254.891 ton. Ketersediaan beras itu bisa mencukupi kebutuhan warga Jakarta hingga lima bulan ke depan.

"Cukup untuk lima bulan ke depan," katanya.

Kemudian ketersediaan gula pasir saat ini mencapai 5.733 ton. Jumlah ini belum termasuk jumlah stok para distributor.

Kalau ditambah dengan stok gula yang ada di distributor maka gula pasir di Jakarta hingga Idul Fitri 1441 Hijriyah dijamin aman.

Untuk daging sapi saat ini tersedia sebanyak 9.808 ton. Begitu juga dengan minyak goreng, telur, bawang merah, cabai, sayuran dan buah-buah persediaannya sangat memadai.

Berbagai BUMD seperti PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Pasar Jaya dan PD Dharma Jaya sudah mempunyai kontrak tetap dengan para distributor dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di luar Jakarta.

Dari segi stok, logistik memadai untuk menghadapi perjuangan keras bersama saat melawan virus corona. Satu keyakinan dan optimisme bahwa logistik yang cukup berperan mendorong terwujudnya kemenangan dalam perang.

Hanya saja yang tampaknya perlu menjadi perhatian adalah stabilitas harga mengingat momentum menjelang Ramadhan biasanya dibarengi dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Tak berlebihan kiranya berharap bahwa di masa sulit ini, semua pihak terutama pedagang
menahan diri dan mengedepankan harga berdasarkan rasa kemanusiaan dengan tidak menambah beban hidup warga sebagai konsumen.
Baca juga: Pemkot Jakarta Utara jamin ketersediaan bahan pangan saat PSBB

Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020