Jakarta (ANTARA) - Para guru di Singapura berhenti menggunakan Zoom sebagai pembelajaran jarak jauh, setelah celah keamanan memunculkan gambar cabul saat anak-anak mengikuti pelajaran menggunakan aplikasi konferensi video itu.

Kementerian Pendidikan Singapura (MOE) pada Kamis (9/4) mengatakan sedang menyelidiki pelanggaran, yang digambarkan sebagai "insiden serius" itu.

"Sebagai tindakan pencegahan, para guru kami akan menangguhkan penggunaan Zoom mereka sampai masalah keamanan ini diselesaikan," kata Aaron Loh, direktur Divisi Teknologi Pendidikan di MOE kepada Channel News Asia.

Seorang orangtua, mengaku sebagai Ms Loh, mengatakan bahwa putrinya, yang berada di kelas sekolah menengah pertama, mengikuti pelajaran geografi melalui Zoom ketika gambar-gambar cabul muncul di layar.

Baca juga: Zoom pekerjakan mantan kepala keamanan Facebook

Baca juga: Google larang penggunaan Zoom di laptop karyawan tapi di HP boleh


Dua pria yang menyusup di konferensi video Zoom meminta siswa wanita memotret diri mereka sendiri, tambahnya.

Ms Loh, 47, yang seorang pegawai negeri mengatakan bahwa putrinya, yang belajar di sebuah sekolah di bagian timur Singapura, bercerita tentang kejadian itu.

“Saya sangat senang dia menceritakan kejadian itu kepada saya. Dia sepertinya berusaha untuk tidak mempermasalahkannya, tapi saya katakan kepadanya dia harus takut dengan insiden seperti itu, karena ini tidak normal, dan mungkin bahkan ilegal," katanya.

Ms Loh mengatakan bahwa guru segera mengakhiri sesi, tetapi "kerusakan telah terjadi".

"Kelas, atau setidaknya putriku, melihat foto-foto cabul, dan mendengar apa yang diminta orang-orang itu," katanya.

MOE mengatakan akan mengajukan laporan polisi jika diperlukan.

"Kami sudah bekerja dengan Zoom untuk meningkatkan pengaturan keamanannya dan membuat langkah-langkah keamanan ini jelas dan mudah diikuti," kata Mr Loh.

Baca juga: Kemlu Jerman larang penggunaan Zoom

Baca juga: Zoom dituntut karena masalah keamanan sebabkan saham anjlok


MOE menambahkan bahwa pada bagiannya, itu akan memastikan semua protokol keamanan dipatuhi setiap saat.

“Kami telah mengulangi dan menjelaskan kepada semua guru kami langkah-langkah keamanan yang harus mereka patuhi ketika menggunakan platform konferensi video tersebut. Ini termasuk mengharuskan masuk yang aman dan tidak membagikan tautan rapat di luar siswa di kelas," kata Mr Loh.

Namun pembelajaran berbasis rumah tidak akan terganggu, ia menambahkan.

"Para guru akan terus memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia di bawah Ruang Belajar Siswa Singapura, serta pengajaran dan pembelajaran offline (bukan live)," kata Mr Loh.

Dia menambahkan bahwa MOE akan terus bekerja dengan orang tua untuk memastikan lingkungan belajar yang aman, dan sekolah juga akan membimbing siswa tentang perilaku yang sesuai ketika menghadiri pelajaran online.

“Dalam kasus siswa yang tidak mematuhi aturan, kami akan mengambil langkah yang tepat untuk menasihati dan membimbing mereka. Jika perlu, kami juga dapat memberlakukan tindakan disipliner," katanya.

Baca juga: Aplikasi-aplikasi populer selama #dirumahaja

Baca juga: Kominfo diminta menyiapkan alternatif aplikasi Zoom

Baca juga: CEO Zoom akui salah langkah soal keamanan dan privasi

Penerjemah: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020